Home Politik Ganjar Sesalkan Pelajar Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja

Ganjar Sesalkan Pelajar Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja

Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyesalkan terlibatnya pelajar SMP dan SMA/SMK dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja, pada Rabu (7/10).

Apalagi para pelajar yang ikut demonstrasi di depan Gedung DPRD Jateng yang berakhir ricuh tersebut hanya ikut-ikutan, tidak tahu apa-apa.

“Mereka (para pelajar) itu tidak mengerti demo tentang apa dan belum membaca UU Cipta Kerja membahas soal apa,” katanya di Semarang, Kamis (8/10).

Gajar mengatakan, saat bertanya kepada sejumlah SMP, SMA/SMK yang diamankan di Polrestabes Semarang, Rabu (7/10) malam, ternyata tidak ada yang tahu ikut demo tentang apa.

Para pelajar tersebut tahunya adanya demo melalui Whatsapp (WA) group berantai, bahkan ada yang diajak teman dan neneknya yang juga tidak tahu apa-apa.

“Ini kan anak-anak sayanglah, sehingga perlu dilakukan edukasi dengan cara yang benar. Anak-anak SMA/SMK menjadi tanggung jawab provinsi Jateng, jadi tanggung jawab saya,” ujarnya.

Guna mengantisipasi kejadian serupa tidak terjadi, Ganjar meminta kepada seluruh kepala sekolah di Jateng lebih ketat mengawasi siswa dan menyampaikan kepada orang tua ikut mengawasi anaknya.

Para pelajar adalah masa depan bangsa sehingga harus ada edukasi yang baik dengan memberikan ruang kepada mereka untuk mengetahui suatu permasalahan.

“Jangan sampai para pelajar hanya ikut-ikutan dan menimbulkan masalah. Kasihan, saya minta Kepsek dan orang tua mengajak bicara anak-anak ini agar bisa memahami,” kata Ganjar.

Menanggapi aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja, orang nomor satu di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mengatakan, tidak melarang. Namun, di perusahaan masing-masing.

“Kami izinkan menggelar demonstrasi tapi perusahan masing-masing, setelah itu masuk kerja,” ujarnya.

Sementara anggota Komisi A DPRD Jateng Masruhan Samsurie mengatakan, perlu ada pembinaan kepada pelajar yang ikut demonstrasi menolak UU Cipta Kerja oleh kepala sekolah dan orang tua.

“Mereka adalah anak-anak bangsa yang memiliki masa depan cerah, tapi kalau kemudian terpleset melanggar hukum ini tidak benar,

161

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR