Home Gaya Hidup Le Minerale Susun Road Map Sustainability Plastik

Le Minerale Susun Road Map Sustainability Plastik

Jakarta, Gatra.com- Dalam upaya mendukung pengelolaan sampah plastik, PT Tirta Fresindo Jaya berkomitmen untuk menyusun road map sustainability plastik. "Saat ini kami sedang menyusun road map sustainability plastik. Mulai dari bahan baku sampai sampah akan dikelola dengan baik dan mendukung kelestarian lingkungan," Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/10).

Sebagai informasi, PT Tirta Fresindo Jaya merupakan anak usaha Mayora Indah yanng memproduksi air minum dalam kemasan merek Le Minerale. Ronald menjelaskan, botol dan galon Le Minerale terbuat dari plastik PET yang dapat didaur ulang dan tidak mencemari lingkungan.

Menurut dia, Le Minerale bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun sedang intens menjalin kerja sama untuk bergerak bersama. “Le Minerale memiliki komitmen tinggi mendukung upaya pemerintah dan ingin berkontribusi sebesar-besarnya mengelola sampah plastik," katanya.

Salah satu upayanya adalah lewat Gerakan Ekonomi Sirkular Pulau Komodo. Dimana dalam kegiatan ini, Le Minerale bekerja sama dengan Indonesian Waste Platform (IWP) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI).

Dalam gerakan ini, IWP bertugas melakukan edukasi kepada masyarakat Pulau Komodo, serta mengumpulkan dan memilah sampah plastik. Sedangkan ADUPI melakukan pengolahan sampah plastik menjadi produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.

Dengan kerja sama ini diharapkan permasalahan sampah plastik di Pulau Komodo mendapat solusi terbaik, masyarakat pun mendapat nilai tambah. Dengan menjaga lingkungan, ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata juga terjaga.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mendukung penuh partisipasi para penggagas konversi sampah menjadi material bermanfaat dan berkelanjutan bagi masyarakat serta lingkungannya. “Pemerintah akan selalu mendukung semua pihak penyelenggara ekonomi sirkulasi dari sampah ini, terutama sampah plastik yang sering dituding sebagai material pencemar lingkungan," ia menegaskan.

Sementara itu, Ketua Umum ADUPI, Christine Halim menyoroti paradigma masyarakat yang seringkali kurang tepat. Plastik PET seperti yang digunakan pada botol dan galon sekali pakai adalah bahan yang paling ramah lingkungan jika dibandingkan dengan jenis plastik lainnya, karena paling mudah di daur ulang.

Sampah plastik PET harus dilihat dan diperlakukan sebagai bahan baku, bukan sampah yang tidak bernilai. Industri daur ulang memerlukan sampah plastik dalam jumlah besar, terutama jenis PET dengan kode 1 seperti yang dipakai botol dan galon sekali pakai.

“Plastik jenis PET seperti yang dipakai botol dan galon paling bernilai untuk didaur ulang. Hasilnya adalah barang-barang komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti polyester, dakron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, kancing," ungkap Christine.

Plastik PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi. Tren permintaan ekspornya pun terus naik.

"Karena itu kami menghimbau masyarakat melakukan pemilahan sampah dari rumah, bekerja sama dengan bank sampah atau petugas pemilahan sampah, agar plastik tersebut menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” tegas Christine.

1621