Home Milenial Kemendikbud Rilis Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Kemendikbud Rilis Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) meluncurkan buku panduan program MBKM yang berjudul Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi di Era Industri 4.0 untuk Mendukung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka serta aplikasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, pada Jumat (9/10). 
 
Buku dan aplikasi ini merupakan panduan dalam menerapkan program MBKM serta panduan bagi para pemangku kepentingan program studi di Indonesia, agar dapat merekonstruksi kurikulum yang ada sesuai dengan perkembangan zaman.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam menjelaskan, perubahan kurikulum selaras dengan peran pendidikan tinggi sebagai transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Karenanya, sudah semestinya pendidikan tinggi mengubah kurikulum dan cara pandang kurikulum itu sendiri.
 
"Kurikulum harus betul-betul menyiapkan learning outcome. Jadi, seorang sarjana itu harus bisa apa, skill apa yang harus dimiliki, dan kemampuan komunikasi seperti apa," kata Nizam Saat Konferensi Pers Daring, Jumat (9/10)
 
Tidak hanya itu, saat ini Indonesia juga tengah dihadapkan pada peristiwa Revolusi Industri, yang mana selalu disertai dengan hilangnya kompetensi lama seiring dengan kemajuan teknologi mesin. Sehingga banyak pekerjaan lama yang hilang dan muncul pekerjaan baru, karena itulah penting bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan mahasiswanya dalam menghadapi hal tersebut dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
 
"Kampus itu tidak cukup untuk menjadi tempat bagi mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan mengembangkan dirinya. Soft skill, hard skill, tidak mungkin hanya bisa diperoleh melalui pembelajaran di dalam kampus. Self-directed learning menjadi kebutuhan dan kompetensi esensial bagi setiap mahasiswa," lanjut Nizam.
 
Dengan diluncurkannya buku panduan serta aplikasi untuk mendukung implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Nizam juga berharap hal ini dapat bermanfaat bagi perguruan tinggi, untuk bisa menghasilkan insan Indonesia yang beradab, berilmu, profesional, dan kompetitif di era revolusi Industri 4.0 serta berkontribusi terhadap kesejahteraan kehidupan bangsa.
 
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Aris Junaidi mengatakan, kebutuhan masyarakat serta stakeholder atau stakeholder needs menjadi keharusan untuk selalu melakukan evaluasi dan reorientasi kurikulum secara reguler. Apalagi perguruan tinggi dan program studi saat ini ditantang untuk menjadi adaptif dan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. 
 
Terkait buku panduan MBKM, Aris bilang, buku panduan ini merupakan edisi keempat dan telah disempurnakan berdasarkan kebijakan Kemdikbud terbaru mengenai program MBKM dan hasil evaluasi penerapan kurikulum di berbagai perguruan tinggi selama melaksanakan bimbingan teknis maupun sosialisasi penyusunan kurikulum. Buku panduan ini juga telah diuji coba pada kegiatan program Kampus Mengajar Perintis (KMP) yang diikuti kurang lebih oleh 2.500 mahasiswa.
 
"Sangat disarankan agar setiap pimpinan PT serta dosen menggunakan buku panduan ini dalam mengembangkan kurikulum yang telah ada saat ini sesuai dengan SN-Dikti serta membekali peserta didik dengan keterampilan hidup melalui implementasi MBKM," tutur Aris.
 
Selain itu, pada kesempatan ini Ditjen Dikti Kemendikbud juga turut meluncurkan aplikasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Aplikasi ini merupakan salah satu sarana untuk mendorong mahasiswa agar mengikuti proses pembelajaran di luar program studinya melalui beberapa aktivitas, diantaranya pertukaran mahasiswa, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, riset/penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan membangun desa/KKN tematik.
 
Adapun target pengguna aplikasi ini adalah perguruan tinggi, dosen, mahasiswa, dan mitra atau lembaga yang diharapkan dapat saling berkolaborasi dalam meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa melalui link and match antara lulusan pendidikan tinggi dengan dunia usaha dan industri. 
 
"Aplikasi ini juga mengakomodir aktivitas mahasiswa dalam program MBKM, mulai dari pendaftaran, penawaran kegiatan, daftar kegiatan, seleksi peserta, aktivitas mahasiswa, pengawasan (monitoring), hingga penilaian," pungkasnya.
205