Home Politik Usai Ricuh, Pendemo dan Aparat Kompak Punguti Batu & Sampah

Usai Ricuh, Pendemo dan Aparat Kompak Punguti Batu & Sampah

Kebumen, Gatra.com- Aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (UU Cilaka) di Kabupaten Kebumen berujung ricuh. Demo yang digelar Jumat siang (9/10) di depan DPRD Kabupaten Kebumen, Jalan Pahlawan nomor 175 itu semula berlangsung damai.

Dalam demo yang diikuti berbagai elemen dari buruh dan mahasiswa awalnya berlangsung damai. Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kebumen, Akif Fatwal Amin membacakan tuntutan di hadapan Ketua DPRD, Sarimun.

"Yang terpenting bapak dewan yang terhormat mau mengeluarkan statement menolak UU Omnibus Law. UU Cipta Kerja tidak layak untuk disahkan," seru Akif Fatwal Amin dalam orasinya.

Dalam orasinya Akif meminta DPRD untuk memberikan pernyataan menolak UU Cipta Kerja mewakili seluruh warga Kebumen.  Ketua DPRD Kebumen Sarimun didampingi Wakil Ketua Yuniarti Widayaningsih. Kepada massa aksi, Sarimun menyatakan tidak keberatan memenuhi tuntutan masa aksi.
"Kami sebagai wakil panjenengan akan memenuhi aspirasi ini. Bawa kesini draft-nya kita baca bersama-sama," ajak Sarimun kooperatif.

Dengan pengeras suara, Ketua DPRD membacakan tuntutan masa yang berisi pernyataan penolakan UU Cipta Kerja dan meminta Presiden untuk menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-Undang.

"Dengan  ini saya, Sarimun, Pimpinan DPRD Kabupaten Kebumen mewakili seluruh anggota DPRD dan masyarakat Kebumen mengatakan sikap menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan meminta Presiden RI untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang," seru Sarimun disambut pekik merdeka peserta unjuk rasa.

Usai penandatanganan pernyataan oleh Ketua DPRD dan perwakilan demonstran, sebagian buruh dan mahasiswa kemudian membubarkan diri. Namun, sebagian lainnya tampak enggan beranjak dan mulai terjadi lemparan-lemparan batu.

Kericuhan mulai terjadi pada sekitar pukul 15.00 WIB. Berkat kerja keras aparat, pukul 16.00 WIB suasana dapat dikendalikan. Bahkan Polisi tampak mengajak peserta demo bernyanyi Indonesia Pusaka bersama-sama.
Tak lama, massa lalu mulai membubarkan diri. Sebagian massa mahasiswa, buruh, dan polisi kemudian memunguti batu dan sampah di lokasi.

171