Home Ekonomi Kendati Pandemi, Dosen UNP Tetap Latih Warga Olah Makanan

Kendati Pandemi, Dosen UNP Tetap Latih Warga Olah Makanan

Padang, Gatra.com- Tanaman hortikultura dan buah-buahan bisa menjadi sumber ekonomi. Apalagi ketika diolah menjadi makanan kudapan yang sehat dan bernilai jual. Misalnya saja, buah alpukat, sawo, pepaya, mangga, dan beragam buah lainnya.

Salah satunya, seperti yang dilakukan sejumlah masyarakat Kenagarian Padang Laweh Malalo, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar). Mereka belajar mengolah buah-buahan menjadi beragam jenis makanan bernilai jual, terutama dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 ini.

Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Padang (UNP), Wiwik Gusnita menuturkan, pihaknya beranggotakan Holinesti, Dikki Zulfikar, dan Ranggi Rahimul Insan datang memberikan edukasi atau pelatihan pengolahan makanan dari buah-buahan ke masyarakat Tanah Datar itu.

"Ada sekitar 15 orang masyarakat dari anggota PKK di Padang Laweh Malalo yang kita berikan pelatihan, sejak tanggal 5-26 September 2020 lalu," kata Wiwik kepada Gatra.com di PadangSabtu (10/10).

Menurut Wiwik, belasan masyarakat itu mendapatkan pelatihan pembuatan beberapa jenis makanan kudapan dengan bahan pangan lokal. Pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui diverisivikasi hasil olahan buah-buahan. Terutama agar bisa bangkit dimasa pandemi Covid-19 ini.

Adapun alasan memberikan masyarakat tentang olahan makanan dari buah-buahan itu, karena daerah Kabupaten Tanah Datar produksi tanaman buah hortikultranya cukup tinggi. Sementara pengetahuan masyarakat setempat tentang olahan makanan dari buah-buahan, seperti alpukat, sawo, pepaya, dan lainnya masih rendah.

Kemudian, kata Dosen Program Studi Tata Boga UNP itu, selama ini masyarakat setempat hanya melakukan penjualan dalam bentuk bahan mentah atau buahnya saja. Padahal, jika diolah menjadi makanan siap saji tentu nilai ekonomisnya lebih tinggi dan keuntungan yang diperoleh juga lebih besar.

"Dari alpokat saja bisa kita olah menjadi es loly pukat, avocado dessert box, nugget pokat, es lilin alpukat, pancake alpukat, dan lainnya. Jika kita serius mengolahnya, nilai ekonomisnya lebih tinggi daripada buahnya," terang Wiwik.

Wiwik juga menjelaskan, kehadiran tim program pengabdian masyarakat melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNP, hadir memberikan solusi kepada masyarakat dengan memanfaatkan produksi lokal agar lebih bernilai jual. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada ekonomi.

Sementara Wali Nagari Padang Laweh Malalo, Akhyari turut memberikan apresiasi kehadiran tim dosen UNP itu. Apalagi pelatihan yang diberikan kepada warganya sangat bermanfaat membuka wawasan, terutama dalam rangka memulai usaha baru dengan memanfaatkan buah-buahan menjadi makanan.

Tidak tanggung-tanggung, Akhyari juga membantu menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama pelatihan tersebut. Harapannya bahkan agar masyarakat Nagari Padang Laweh Malalo semakin termotivasi dan bisa menciptakan inovasi baru jenis makanan kudapan, dan kuliner berbahan buah-buahan.

"Buah-buahan ini mengandung gizi dan baik untuk kesehatan. Selama ini hanya dijual mentah, setelah adanya pelatihan ini bisa menghasilkan olahan produk yang higenis, sehat, bernilai jual, dan bisa untuk oleh-oleh ketika wisatawan berkunjung ke sini," imbuhnya.


 

88