Home Ekonomi Beralih ke Bright Gas Lebih Aman

Beralih ke Bright Gas Lebih Aman

Solo, Gatra.com – Paguyuban Peternak Jowo Super (Joper) 'Rizqi Jaya' memutuskan untuk beralih dari tabung gas melon 3 kilogram menjadi Bright Gas 5,5 kg. Langkah ini ditempuh karena mereka merasa lebih aman menggunakan Bright Gas.

Pengelola paguyuban peternak ayam tersebut, Lilik Setiawan, mengatakan selama ini dirinya dan anggota paguyuban menggunakan gas melon untuk brooding atau menghangatkan ayam usai ditetaskan.

Paguyuban ini memiliki 140 ribu ayam dengan perputaran 40 ribu ekor tiap pekan. Alhasil penggunaan gas sangat diperlukan.

”Kami baru mulai mencoba Bright Gas. Katanya lebih aman karena dari segi pengaman tutupnya dobel. Apalagi sempat ada kejadian nyaris kebakaran dua kali. Meskipun kebakaran ringan, kami juga sedikit takut,” ucap Lilik, Selasa (13/10).

Selain unggul dari segi keamanan, paguyuban juga mendapat fasilitas instalasi Bright Gas dari Pertamina. Langkah beralih dari gas melon ke Bright Gas dirasa lebih mudah.

Saban hari, peternak 'Rizqi Jaya' menggunakan gas melon untuk pemanasan bibit ayam di waktu malam. Saat itu, ayam yang baru saja ditetaskan memerlukan suhu udara 32-35 derajad Celcius . ”Pemanasan ini setiap hari selama 14-21 hari. Kalau cuaca bagus maka lebih cepat,” ucapnya.

Tiap pekan, 105 anggota paguyuban 'Rizqi Jaya' membutuhkan 120 tabung gas melon. Setelah beralih ke Bright Gas, mereka butuh 60 tabung tiap pekan.

Namun peralihan itu bukannya tanpa kendala. Para peternak anggota 'Rizqi Jaya' tersebar di sejumlah kabupaten, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Boyolali.

”Kami belum tahu harus mengambil Bright Gas ke mana. Selama ini kan kami menggunakan gas melon. Kalau gas melon carinya lebih gampang. Kan tidak mungkin teman-teman ini ambil di satu tempat,” ucapnya.

Selain itu, mereka mengkhawatirkan harga Bright Gas. Selama ini, gas melon lebih ramah di kantong karena mendapat subsidi dari pemerintah. ”Kami baru mau mencoba, maka kami masih mengkalkukasi hitungannya,” ucapnya.

Sales Manager Pertamina MOR IV Wilayah Solo dan sekitarnya, Sandy Rahadian, menyebut Pertamina memiliki program Pinky Movement untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pangkalan yang menggunakan Brigt Gas.

Program ini telah diikuti sekitar 60 pengusaha UMKM dan pangkalan di wilayah Solo Raya. ”Dari jumlah ini, 40 dari UMKM dan 20 lainnya outlet pangkalan,” ucapnya.

Lima pelaku usaha yang berpindah dari gas melon ke Bright Gas bahkan menggelar deklarasi di Tawangmangu, Karanganyar, Minggu (11/10) lalu. Selain Paguyuban Peternakan Joper Rizqi Jaya, ada Asosiasi Peternak Ayam Boiler Wonogiri, Kelompok Ternak Margo Seneng, Asosiasi Penyelenggara Makanan Boyolali, dan Rocker Chicken Indonesia.

230