Home Ekonomi Harga Kentang di Pasaran Turun, Petani Menjerit

Harga Kentang di Pasaran Turun, Petani Menjerit

Banyumas, Gatra.com – Harga kentang di tingkat petani kembali jatuh menyusul panen raya kentang di berbagai daerah sejak akhir. Penurunan disebabkan melimpahnya produk serupa di pasaran.

Di Pasar Tradisional Cilacap dan Banyumas, misalnya, kentang dihargai antara Rp11 ribu – Rp15 ribu per kilogram tergantung kualitasnya. Harga ini cenderung menurun seturut banjir kentang di berbagai daerah.

Ketua Asosiasi Petani Kentang Banjarnegara, Ahmad Mudasir mengatakan di tingkat petani kentang hanya dihargai antara Rp8 ribu – Rp9 ribu. Pasalnya, kini panen raya tengah berlangsung di kawasan Dataran Tinggi Dieng.

“Turun lagi, Mas karena memang sedang panen raya,” katanya.

Menurut dia, harga kentang yang turun menyebabkan petani hampir tak punya keuntungan. Namun, mereka tetap bertanam kentang lantaran sudah dilakukan turun temurun dan satu-satunya teknik budidaya yang sangat dipahami masyarakat.

“Tidak sampai rugi. Tapi keuntungannya sangat tipis. Malah kayak nggak untung. Cuma petani jadi punya benih untuk tanam berikutnya,” tutur Mudasir.

Dia memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Sebab, kentang hasil tanam musim kemarau lalu sudah jadwal panen. Panen raya diperkirakan akan berlangsung hingga Januari 2021.

“Barang nanti masih banyak juga sampai Januari. Setelah itu mungkin akan susut,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kondisi turunnya harga pada masa panen raya sudah berlangsung bertahun-tahun. Sebab, kebanyakan petani menanam kentang pada musim kemarau. Di musim ini, penyakit relatif bisa dikendalikan.

Kondisi ini berbeda dengan musim hujan, di mana hama dan penyakit sangat banyak. Kondisi tanah yang terlampau lembab memicu munculnya hama dan penyakit. Terlebih jika tanaman masih berusia muda.

“Kerena kebiasaan memang tanam musim kemarau. Pengairan biasanya dengan mesin pompa air,” jelasnya.

2218