Home Kebencanaan Tambah Alat Monitoring Waduk untuk Antisipasi Banjir

Tambah Alat Monitoring Waduk untuk Antisipasi Banjir

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA) Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko, mengatakan, pihaknya berusaha untuk menambah alat monitoring evaluasi waduk untuk mengantisipasi banjir.

"Kami sebisa mungkin menambah alat monitoring evaluasi waduk, sehingga bisa mempercepat informasi lalu disampaikan kepada kementerian yang mempunyai kewenangan. Mengurangi kebanjiran dimulai dari diri sendiri," ujarnya akhir pekan ini.

Menurutnya, ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi banjir yang merupakan bencana tahunan di musim hujan. Penambahan alat tersebut dilakukan di 34 balai di seluruh Indonesia.

Kesiapan peralatan untuk mengantisipasi banjir pada awalnya hanya 102 unit dump truck, 13 unit mobil pick up, 13 unit truck trailer, 138 unit excavator, 49 unit amphibius excavator, 51 unit mobile pump, 60 unit perahu karet, 18 unit mesin outboard, 327.923 sandbag, 15.902 geobag, dan 65,274 kawat beronjong.

Kemudian, lanjut Jarot, peningkatan sarana dan prasarana bisa dibilang cukup signifikan. Saat ini, 14 unit exca standar, 4 unit amph long, 6 unit pompa banjir, 4 unit speed boat, 1.000 unit Geobag, 9 unit exca long, 9 unit exca mini, 2 unit alat bor, 9 unit MTA, 5 unit amph long mini, 4 buah weedharvester, 2 unit pompa lrg, dan 14.000 bronjong.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan kesiapan membangun bendungan sekitar 3 sampai 4 tahun hampir jadi untuk menahan air. Jika sungai tidak bertambah, tapi bangunan banyak bertambah maka sungai pun bisa "menangis dan berteriak".

Dengan adanya percepatan untuk Desember 2020, terselesaikan 4 bendungan, yaitu Tapin, Tukul, Napungete, dan Passeloreng. Sedangkan untuk daerah yang rawan diterjang banjir berdasarkan praperkiraan BMKG, yakni Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Daerah Indonesia bagian timur lebih berisiko daripada wilayah barat Indonesia.

Reporter: ANS

200