Home Olahraga Klub Bola Rugi Miliaran: Lupakan Liga 1 Musim 2020!

Klub Bola Rugi Miliaran: Lupakan Liga 1 Musim 2020!

Sleman, Gatra.com – Pelatih klub sepak bola Madura United, Rahmad Darmawan, memilih lebih baik melupakan kompetisi musim 2020 jika Liga 1 dilanjutkan pada awal 2021. Ketika Liga 1 digelar lagi saat itu, pengorbanan tim dan manajemen klub akan semakin banyak.

Rahmad mengatakan, Madura United ingin segera ada kejelasan soal kelanjutan Liga 1 musim 2020. Ia tak masalah jika kelanjutan Liga 1 ditunda dari Oktober menjadi November atau bahkan hingga Desember 2020.

“Kompetisi ini apakah lanjut atau berhenti?” kata Rahmad dalam webinar yang diselenggarakan komunitas Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY) bersama PSS Sleman, Sabtu (17/10).

Namun pelatih yang akrab disapa RD tersebut keberatan jika Liga 1 dilanjutkan pada tahun depan. “Kalau boleh memilih, kalau baru mulai 2021 maka kompetisi musim 2020 lupakan. Kita persiapkan kompetisi musim 2021,” kata dia.

Menurut Rahmad, menyiapkan kompetisi musim 2021 lebih realistis. Sebab, ketika liga musim 2020 dilanjutkan pada 2021, tim mesti melakukan pengorbanan yang luar biasa. “Tidak hanya tim, tapi juga pemilik klub. Waktu yang tersedia juga tidak akan mencukupi,” ucapnya.

Mantan pelatih tim nasional Indonesia ini melihat Madura United sangat gembira ketika mendengar kabar Liga 1 berlanjut pada Agustus 2020. Tim pun tak masalah jika ada renegosiasi harga kontrak dengan manajemen klub.

Menurutnya, sepak bola sudah menjadi passion para pemain sehingga kelanjutan kompetisi akan mengasah kemampuan mereka dan pelatih sebagai seorang profesional.

Namun setelah 1,5 bulan menjalani latihan, kelanjutan kompetisi yang setop sejak pandemi ternyata dibatalkan. “Tiba-tiba ada pembatalan kembali. Kami melakukan modifikasi program latihan. Yang sulit adalah menjaga mentalitas pemain agar selalu on fire,” kata dia.

CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengatakan minggu ini PSIS sudah diliburkan. Pelatih dan pemain asing pun telah dipulangkan. Langkah ini diambil sambil menunggu kepastian kelanjutan kompetisi.

Menurut Yoyok, manajemen sudah mengalami kerugian Rp7,5 miliar selama kompetisi musim 2020 ini. Dana itu untuk uang muka kontrak pemain, kontrak rumah, dan akomodasi.

“Saya rasa semua kub Liga 1 hampir sama, merasakan tahun ini seperti remuk redam. Hancur tinggal debu. Debu pun kecil-kecil. Kalau dihitung sampai per hari ini, Rp7,5 miliar,” kata dia.

Yoyok mengapresiasi 18 klub Liga 1 yang yakin kompetisi musim 2020 berlanjut di acara manager meeting beberapa hari lalu. Menurut Yoyok, optimisme itu dilandasi harapan agar roda ekonomi di industri sepak bola tetap berputar.

“Kami harap setidaknya kompetisi berjalan dengan segala kelemahan. Minimal bisa memberikan makan ke pemain, pelatih, roda ekonomi berjalan. Kalau direktur bangkrut, tidak apa-apa. Yang penting pemain bisa tetap makan,” ucapnya.

Direktur Keuangan PT PSS Andy Wardhana menyatakan hal senada. Menurutnya, kerugian klub PSS Sleman selama musim 2020 tak jauh berbeda dengan PSIS.

Ia juga berharap segera ada kejelasan soal nasib kompetisi dari PSSI atau Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator liga. “Kurang lebih sekitar segitu. Saya belum bisa saya sampaikan angka pastinya. Pak Yoyok sudah sampaikan,” kata dia soal kerugian PSS.

Adapun Manajer Kompetisi PT LIB Asep Saputra menjelaskan, LIB dan PSSI terus berupaya agar kompetisi yang terhenti sejak Maret lalu akibat pandemi bisa dilanjutkan.

Asep menyebut sudah mencari berbagai referensi dari FIFA dan negara lain soal penyelenggaraan kompetisi di tengah pandemi. LIB bahkan melakukan safari ke berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Sleman, dan Bantul untuk menjajaki kelanjutan Liga 1. 

LIB juga telah menggelar pertemuan dengan Gugus Tugas Covid-19 dan BNPB, serta Polri untuk mengupayakan kelanjutan kompetisi. “Pada akhirnya, izin belum keluar. Namun tetap ada semangat agar kompetisi tetap berlanjut,” ucapnya.

312