Home Kesehatan Cegah Kasus Flu Burung, Pasar Raya Solok Didesinfeksi

Cegah Kasus Flu Burung, Pasar Raya Solok Didesinfeksi

Solok,Gatra.com - Dinas Pertanian Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar) melakukan sanitasi pasar ayam di Pasar Raya Solok untuk mencegah munculnya Virus Avian Influenza (AI) atau flu burung. Sanitasi tersebut dengan cara desinfeksi.

"Alhamdulillah, selama ini Kota Solok telah bebas dari kasus penyakit flu burung, semenjak tahun 2012 telah dilaksanakan surveillance atau pemantauan secara berkala. Surveilance harus tetap dilakukan karena penyakit ini dapat timbul kapan saja, terutama ketika lingkungan sekitar kita dalam keadaan kotor dan lembab," ujar Kesmavet dan Perikanan Dinas Pertanian Kota Solok, Ade Kurniati, Minggu (18/10).

Kegiatan desinfeksi pasar unggas Kota Solok ini mulai dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2020 dan akan terus dilakukan secara berkala, "Kegiatan ini dilaksanakan UPTD Puskeswan Dinas Pertanian Kota Solok, berkerja sama dengan Bidang Pengelolaan Pasar dan Bidang Pemadaman Kebakaran Kota Solok," katanya.

Ade menuturkan bahwa kegiatan ini biasanya dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan penilaian untuk Adipura. Tahun ini karena penilaian tersebut tidak dipublikasi, maka kegiatan ini perlu dirutinkan untuk mencegah terjadinya kasus flu burung (AI) di Kota Solok.

Unggas (ayam, itik, dan burung) dan pasar unggas merupakan salah satu titik pusat yang berpotensi menjadi tempat munculnya kasus flu burung, sehingga perlu dilakukan pengendalian secara berkala.

"Desinfeksi merupakan salah satu upaya pengendalian, di samping pengawasan lalu lintas unggas yang masuk ke pasar unggas Kota Solok," ungkap Ade.

Dalam Kegiatan desinfeksi pasar unggas dilakukan dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran. Sebelumnya, air sudah ditambahkan dengan larutan desinfektan, dan disemprotkan secara merata ke seluruh kandang dan peralatan jual-beli unggas.

Flu burung pada manusia berawal dari Hongkong pada tahun 1997 dan terkonfirmasi di Indonesia pada tahun 2003. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sejumlah kasus flu burung pada manusia. Manusia dapat terinfeksi flu burung (influenza A virus) subtipe H5N1, H7N9, dan H9N2.

Ade juga menjelaskan, H5N1 awalnya merupakan penyakit secara alami di unggas air liar, namun kemudian menyebar ke unggas domestik. Penyakit ini dapat ditularkan ke manusia melalui kontak dengan kotoran burung yang terinfeksi, sekresi hidung, atau sekresi dari mulut maupun mata. Mengonsumsi daging dan telur yang dimasak dengan benar dari unggas yang terinfeksi tidak menularkan penyakit ini.

Kebanyakan penyakit virus lainnya, H5N1 juga memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam waktu yang lama. Unggas yang terinfeksi H5N1 secara rutin melepaskan virus dalam feses dan air liur selama 10 hari.

"Menyentuh permukaan yang terkontaminasi dapat menyebarkan infeksi. Dengan demikian, diperlukan surveilance secara rutin, pada tempat yang memiliki potensi menjadi awal munculnya flu burung," ujarnya.

190