Home Milenial Lucu! Ortu dan Guru Dukung Demo Pelajar Tolak Demo Pelajar

Lucu! Ortu dan Guru Dukung Demo Pelajar Tolak Demo Pelajar

Semarang, Gatra.com- Siswa SMA/SMK Kota Semarang menggelar aksi menolak provokasi terhadap pelajar untuk terlibat demonstrasi. Pengerahan massa pelajar untuk aksi damai yang digelar ratusan siswa SMAN 3, SMAN 5, dan SMKN 4 serta SMKAN 10 Semarang berlangsung secara terpisah, Senin (19/10) bertentangan dengan larangan pada pelajar untuk berdemo.

Situasi pagebluk Covid tak mengurangi pengerahan massa pelajar itu. Meskipun demonstrasi pelajar sebelumnya dikecam. Salah seorang siswa SMKN 10, Delisya yang 'terprovokasi untuk aksi damai' mengatakan, merasa prihatin dengan para pelajar yang diprovokasi untuk ikut demonstrasi. Apalagi, sampai terjadi tindakan anarkis.

Meskipun  Delisya sebagai pelajar sedang 'terprovokasi' untuk demonstrasi, tetapi dia tidak setuju pelajar demonstrasi.“Saya tak setuju demonstrasi yang melibatkan pelajar dan menyayangkan pihak-pihak telah melakukan provokator terhadap pelajar,” katanya di sela aksi di depan Gedung DPRD Jateng.

Hal senada disampaikan siswa SMK 10 lainnya, Irvan Rizki yang menolak adanya provokasi terhadap pelajar untuk ikut serta dalam aksi anarkis yang merugikan mereka sendiri. Meskipun mereka sendiri tidak sadar sedang terprovokasi juga. “Kami tidak mau nama SMK akhirnya jadi jelek karena pelajarnya terprovokasi ikut demo,” tandas dia saat menggelar demonstrasi.

Demonstrasi pelajar tersebut mendapatan dukungan orang tua yang tergabung dalam komite sekolah SMKN 10 dan SMKN 4. “Jangan memprovokasi anak-anak kami melakukan demonstrasi,” ujar anggota komite sekolah SMKN 10, Sudarto yang mendukung anaknya demonstrasi kali ini.

Dia juga menyesalkan aksi demonstrasi yang melibatkan banyak pelajar SMA/SMK pada aksi menolak UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu. “Anak-anak kami ingin berprestasi, jangan bunuh anak-anak kami dengan demokrasi yang anarkis,” tandasnya yang menjadi koodinator lapangan aksi.

Jalannya aksi diisi dengan unjuk ketrampilan para siswa mulai drum band, tari gerakan cuci tangan dan rebana dari SMK 4 Semarang.

Sementara pelajar SMAN 3 dan SMAN 5 menggelar aksi di halaman sekolah masing-masing di Jalan Pemuda Semarang. Dalam aksinya para siswa juga melakukan bakti sosial dengan memberikan bantuan kepada pelajar kurang mampu dan warga sekitar sekolah yang terdampak Covid-19.

Menurut Ketua OSIS SMAN 3 Semarang, Latifatul Chairiyah aksi tersebut merupakan inisiatif pelajar untuk menunjukkan demonstrasi melibatkan pelajar kurang tepat sasaran. "Demo turun ke jalan belum menjadi kewajiban bagi siswa-siswi SMA, karena bisa membahayakan siswa,” ujar dia yang juga sedang turun ke jalan.

Kepala Sekolah SMA 3 Semarang, Winarto, mendukung demonstrasi damai yang diinisiasi para pelajar untuk mengantisipasi terlibat demo dan peduli kepada orang-orang yang terdampak Covid-19.

Sedangkan Ketua OSIS SMAN 5 Semarang, Muhammad Raffly Adrian P mengatakan, sebagai pelajar boleh kritis tetapi tidak melalui demonstrasi yang anarkis. “Pelajar kritis bukan anarkis, pelajar berintegritas bukan serba bebas, pelajar peduli sesama, dan pelajar mempunyai nilai atau berkarakter Pancasila,” kata dia.

Menanggapi demonstrasii ini, Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Siswanto mengatakan, memberikan dukungan karena positif, apalagi juga ada kegiatan bakti sosial.

1574