Home Politik Aktivis '98 Ingatkan Penumpang Gelap pada Demonstrasi

Aktivis '98 Ingatkan Penumpang Gelap pada Demonstrasi

Jakarta, Gatra.com - Tokoh aktivis '98, Wahab Talaohu, mengingatkan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) yang berdemontrasi hari ini Selasa, (20/10) ini dengan memakai tagar #MosiTidakPercaya 1 tahun Jokowi-Maruf agar mewaspadai adanya penumpang gelap yang ingin menunggangi demontrasi mahasiswa, baik di Ibukota maupun di daerah. Karena gerakan mahasiswa sejatinya adalah gerakan moral untuk memperjuangkan kepentingan publik.

"Bagaimanapun harus diakui bahwa, gerakan mahasiswa selalu identik dengan sejarah perubahan negeri ini. Sehingga tidak terbantahkan gerakan mahasiswa memiliki kekuatan historis sekaligus politis. Namun eskalasi gerakan mahasiswa seringkali ditunggangi di lapangan sehingga memicu ketegangan dan benturan dengan aparat kepolisian. Hal ini mengingatkan kita pada demonstrasi penolakan terhadap UU Cipta Kerja beberapa hari yang lalu di sekitar Jakarta diwarnai banyak aksi vandalisme yang dilakukan pendemo terhadap gedung dan fasilitas publik lainnya," kata Wahab kepada wartawan, Selasa (20/10).

Wahab menambahkan, gerakan mahasiswa dalam sejarahnya bukanlah hal yang ahistoris. Dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia yang diakui sebagai tonggak sejarah terjadi pada tahun 1966, 1974, dan 1998.

Belajar dari tonggak sejarah gerakan mahasiswa tersebut, kata Wahab, pada hakikatnya gerakan gerakan mahasiswa adalah gerakan moral yang konsisten pada isu-isu kerakyatan. Namun Wahab menilai isu yang diusung oleh BEM-SI telah mengarah menjadi gerakan politik praktis yang ditengarai telah ditunggangi oleh elite politik yang haus kekuasan di 2024.


"Oleh karena itu mahasiswa harus tetap konsisten dengan gerakan moral forcenya, mengawal isu-isu kerakyatan bukan malahan sibuk melakukan suksesi kekuasaan yang berniat mengganti presiden lewat parlemen jalanan," ujar Wahab.

Ditegaskan kembali oleh Wahab, tidak ada relevansi hendak menjatuhkan Presiden Jokowi  dengan alasan UU Cipta Kerja. Karena menurut Wahab ketika UU ini disahkan maka mahasiswalah yang paling banyak mendapatkan manfaat sebagai angkatan kerja pasca lulus karena dapat mengurangi pengangguran terdidik.

"Sebab kesempatan kerja dan lapangan kerja terbuka luas. Jadi seharusnya mahasiswa berada di garda terdepan mengawal UU tersebut," terang Wahab Talaohu.

Wahab sekali lagi mengingatkan agar gerakan mahasiswa harus waspada dan jangan sampai menjadi martir untuk kepentingan elit politik tertentu.

"Sebab situasi saat ini sudah masuk dalam politik praktis dan tidak terjadi di ruang hampa. Karena itu tidak sesederhana yang dibayangkan oleh para mahasiswa. Ada kepentingan politik praktis kelompok tertentu yang bernafsu berkuasa di 2024," pungkas Direktur Indeks  '98 itu.