Home Ekonomi Pabrik Aspal Karet Muba Suplai Jalan Nasional

Pabrik Aspal Karet Muba Suplai Jalan Nasional

Sekayu, Gatra.com – Pabrik aspal karet milik Pemerintah Kabupaten (pemkab) Musi Banyuasin (Muba), yang baru sehari beroperasi diharap mampu memenuhi kebutuhan aspal untuk pembangunan jalan baik nasional maupun provinsi di Sumsel.

Aspal karet berbasis lateks terpravulkanisasi itu dinilai, memiliki ketahanan lebih tinggi ketimbang aspal pada umumnya terutama untuk daerah yang kontur tanahnya berawa. Maka diharap dapat meningkatkan kualitas pembangunan infratsuktur di Sumsel, jadi lebih baik. Hilirisasi yang dilakukan Pemkab Muba, diharap dapat menyerap dan meningkatkan pula nilai juga karet di tingkat petani.

“Tahun depan jalan nasional gunakan aspal karet dengan anggaran Rp100 miliar, mulai dari ruas Bentung, Sekayu. Kemudian Muarabeliti sampai Lubuklinggau,” ujar Bupati Muba, Dodi RezaAlex Noerdin usai lounching Pabrik Aspal Karet dan Uji Guna Aspal Karet di jalan Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, Senin (26/10).

Ia mengatakan, pabrik aspal karet berbasis lateks terpravulkanisasi yang dibangunnya tersebut, saat ini baru mampu memproduksi 45 ton perhari bisa menyerap 5-6 ton perhari karet latek dengan serapan kurang lebih 10-15 ton karet dari petani melalui 88 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB).

Sambung Dodi, pada peresmian yang dihadiri Gubernur Sumsel, Herman Deru, langsung memberikan respon menyenangkan baginya bahwa akan menindak lanjuti instalasi atau pabrik aspal karet ini dengan membuat surat edaran ke bupati walikota untuk menggunakan aspal karet di Sumatera Selatan.

“Kalau surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri), itu sudah dari tahun lalu bahwa mengimbau kepada kepala daerah untuk menggunakan aspal karet ini,” ucapnya penuh semangat.

Dengan adanya respon pemerintah pusat dan provinsi atas inovasi yang dibuatnya, justru muncul pertanyaan yang Dodi lontarkan sendiri, terkait kesiapan Muba, untuk menyediakan pasokan aspal karet jika semua jalan di Sumsel, apakah itu jalan kabupaten hingga nasional sudah menggunakan aspal karet.

“Kami (saya dan pak Beni) ini tidak menyangka bahwa atensi atau animo yang berasal dari Muba ini, bisa kemudian direplikasi di jalan nasional maupun provinsi. Oleh karena itu satu set instalasi yang sudah diresmikan itu adalah tahap awal. Dibutuhkan tambahan (instalasi) lagi kalau kita menyuplai daerah lain,” katanya.

​  Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin, saat melakukan uji guna aspalkaret di jalanDesa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, Senin, (26/10). GATRA/Tohir  ​
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin, saat melakukan uji guna aspalkaret di jalanDesa Muara Teladan,
Kecamatan Sekayu, Senin, (26/10). GATRA/Tohir

Menurut Dodi, tidak ada investasi di sini, pihaknya bekerjasama dengan Puslit (pusat penelitian) Aspal Karet di Bogor dan Lampung, serta PT Jaya Trade Indonesia. Pemkab telah menggelontorkan dana sekitar Rp20 miliar untuk investasi pabrik aspal karet, bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) yang digunakan untuk penyediaan perangkat pengolahan aspal lateks, salah satunya mesin sentrifugel dan blending tank.

“Tetapi untuk mengedukasi rakyat mengolah karet menjadi lateks, kami ada insvestasi untuk memberikan alat sentrifugal itu di setiap kecamatan. Peluang sudah ada. Tahun depan di Babat Toman sama Sekayu, untuk mencukupi permintaan tadi,” bebernya.

Lanjutnya, menyadari masih kecilnya daya produksi dari pabrik aspal karet, jika dalam perhitungannya meski dengan empat set yang dimiliki belum cukup, maka langkah strategis yang diambil yakni memprioritaskan jalan kabupaten, provinsi, dan jalan nasional yang melewati Bumi Serasan Sekate, untuk diberikan suplai terlebih dahulu.

“Tetapi melihat semangat yang berkembang ternyata bahwa pihak dari Balai Besar maupun Kementerian PU dan juga dari provinsi itu mengakui bahwa inovasi yang ada di Muba, ini bisa ditetapkan diterapkan di daerah-daerah lain. Nah, tinggal kita nanti mencari formulasinya apakah suplai ini 100 persen dari Muba,” katanya.

Sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang membangun pabrik aspal karet, dengan perkebunan karet rakyat mencapai 300ribu hektare, dengan 83.135 kepala keluarga petani karet rakyat, 16.000 di antaranya sudah tergabung di UPPB, Dodi juga optimis bahwa Muba, menjadi kawasan sentra lateks. Di mana, industri hilir komoditi karet yang mamproduksi lateks, bukan hanya aspal akret. Juga untuk farian produk contoh sil karet tabung elpiji, sarung tangan dan alat kontrasepsi pria.

“Nah sekarang dengan menggunakan aspal karet memang ada nilai 10-20 persen, itu dari harga aspal karet itu untuk membangun jalan. Namun sebaliknya di tingkat petani dari harga 10 ribu perKg, itu etlis bisa menerima Rp16 ribu perKg. Malah kalu sudah lateks, itu bisa mencapai Rp20rb dengan lateks kadar 60 persen, oleh instalasi pengolahan atau dari pabrik tadi,” ucapnya.

Disinggung soalharga aspal karet yang dipatok, Dodi mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan harga. Hanya saja menurutnya, perbandingan membangun jalan 1 kilometer dengan apas biasa, dengan aspal karet bisa dibangun 800-900 meter saja. Tapi diklaim umurnya lebih panjang, di samping petaninya dapat keuntungan sampai puluhan miliar kalau kita menggunakan ratusan ton untuk membangun aspal.

Di Muba, sendiri menargetkan infratsuktur di sana 50 persen kebutuhannya menggunakan aspal karet. Untuk tahap awal, Pemkab Muba menggelar aspal karet di Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, sepanjang 1,45 kilometer.

“Penggunaan aspal karet di Muba sendiri bisa dilihat bahwa terus meningkat, supaya target aspal 50 persenlah dari kebutuhan itu menggunakan aspal karet,” tandasnya.

Sementara, Staf Ahli Bidang Keterpaduan dan Pembangunan Kementerian PU PR Ir A Ghazaly Akman menyampaikan, pemerintah mendorong keterpaduan serta mempermudah akses kawasan wisata serta industri sehingga menambah atau menyerap tenaga kerja juga memberi nilai ekonomi bagi masyarakat secara luas.

Hilirisasi karet seperti yang dilakukan Pemkab Muba, dinilai menjadi backbone (tulang punggung). Disebutkannya bahwa pemerintah pusat menggelontorkan uang Rp120 miliar untuk menyerap 10.776 ton bokar yang ada wilayah sumatera dan kalimantan. Di mana saat ini serapan mencapai 10.185 ton bokar.

“Aspal karet sudah digunakan di sejumlah ruas tol dan jalan negara seperti di perbatasan Musirawas, Tebing Tinggi dan Lahat. Stabilitas dan mampu menahan beban yang berat. Belanja infrastruktur penggerak sentor ril guna menunjang ekonomi masyarakat,” katanya.

2006