Home Kebencanaan Aktivitas Merapi Meningkat, Turis Diminta Taati Rekomendasi

Aktivitas Merapi Meningkat, Turis Diminta Taati Rekomendasi

Sleman, Gatra.com - Wisatawan di destinasi wisata lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah selama dua hari ini. Pengunjung diimbau mengikuti rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta seiring meningkatnya aktivitas Merapi. 
 
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan aktivitas kegempaan Merapi saat ini meningkat. "Statusnya masih level II Waspada dengan rekomendasi BPPTKG masih di radius tiga kilometer. Artinya ancaman bahaya sampai saat ini ada di dalam radius tersebut," kata dia kepada Gatra.com, Kamis (29/10). 
 
Status 'Waspada' itu ditetapkan sejak 21 Mei 2018. Hanik pun meminta pelancong mengikuti rekomendasi BPPTKG untuk tak berkegiatan dalam radius tiga kilometer dari puncak Merapi. "Ikuti rekomendasi yang disampaikan dan mengikuti perkembangan informasi melalui media kami yang terus kami update," kata dia. 
 
Aktivitas vulkanik Merapi terus meningkat belakangan ini. Pada pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, Kamis (29/10), BPPTKG menyatakan terdapat tujuh kali guguran dari Merapi, 18 kali embusan, lima kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik jauh. 
 
Pada jam 06.00 sampai 12.00 WIB di hari yang sama, Merapi mengalami lima kali guguran, dua kali embusan, dan empat kali gempa vulkanik dangkal. Dengan begitu, Merapi masih menyimpan ancaman bahaya.
 
"Ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Untuk itu, masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif," tuturnya.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto mengatakan, peningkatan aktivitas Merapi saat ini masih belum membahayakan bagi wisatawan. Sebab, BPPTKG masih menyatakan status Merapi di tingkat II. 
 
"Dalam artian, aman di luar tiga kilometer dari puncak. Wisata terdekat dari puncak kan lima kilometer. Itu Bunker masih sekitar lima kilometer," kata Joko merujuk bunker di Kaliadem yang kerap jadi tujuan wisata. 
 
Menurut Joko, di sekitar lereng Merapi terdapat pos-pos pantau, seperti di Kalitengah, Turgo, dan Kepuharjo. Pos-pos tersebut dijaga oleh para binaan BPBD Sleman untuk memantau aktivitas warga dan wisatawan. "Di pos itu ada relawan setempat," katanya. 
 
Adapun Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Barat Kabupaten Sleman Dardiri mengakui jumlah turis bertambah mulai Rabu (28/10).
 
Jika sebelumnya satu jip melayani satu orderan saja selama seminggu, saat libur panjang pekan ini setiap jip menerima dua order per hari. "Jumlah jip yang beroperasi antara 480 sampai 500," katanya. 
 
Menurutnya, pengelola jip wisata di Merapi terus berkoordinasi dengan BPPTKG soal peningkatan aktivitas Merapi. Para pemandu wisata juga dibekali dengan alat komunikasi handy talky (HT) untuk mempermudah komunikasi saat melayani wisatawan. 
 
"Untuk berjaga saja, kalau aktivitas Merapi naik, kami tidak sampai Bunker. Kami utamakan keselamatan wisatawan dan protokol kesehatan Covid-19, ucapnya.
207