Home Politik Calon Tunggal Dikhawatirkan Munculkan Monopoli Kekuasaan

Calon Tunggal Dikhawatirkan Munculkan Monopoli Kekuasaan

Wonosobo, Gatra.com - Resistensi terhadap calon tunggal di Pilkada Wonosobo kembali muncul dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari kalangan ulama. Kelompok relawan Barisan Pejuang Kotak Kosong (Baju Koko) dibentuk sebagai representasi kaum santri, untuk menghadang paslon Afif Nurhidayat - Muhammad Albar yang diusung koalisi besar tujuh partai, yakni PDIP, PKB, Hanura, PAN, Demokrat, Nasdem dan Golkar. 
 
"Baju Koko dibentuk untuk memenangkan kotak kosong, sebagai bentuk kekecewaan pengebirian demokrasi di Pilkada Wonosobo," jelas Penanggung Jawab Baju Koko, Khairullah Al Mujtaba atau akrab disapa Gus Itab, Selasa (3/11).
 
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah sekaligus cucu ulama kharismatik KH. Muntaha tersebut mengatakan, selain bentuk pengebirian demokrasi, kemenangan paslon tunggal dikhawatirkan akan memunculkan oligarki kekuasaan antara eksekutif dan legislatif, sebab paslon tunggal diusung oleh tujuh partai dengan 35 kursi di DPRD. Terlebih paslon Afif-Albar sebelumnya merupakan Ketua dan Wakil Ketua DPRD.
 
Dikhawatirkan, tugas pegawasan dewan kepada eksekutif tak akan maksimal. Monopoli kekuasaan tersebut juga membuat rentan terjadinya penyelewengan. "Belum selesai menjabat ketua dan wakil ketua dewan, sekarang ingin menjadi eksekutif. Jangan-jangan nanti jadi eksekutif rasa legislatif," tambahnya. 
 
Dengan pemenangan kotak kosong, lanjutnya, peta politik di Wonosobo bisa dikocok ulang. Diharapkan dalam pilkada ulangan nantibakan muncul dengan calon-calon baru, baik dari koalisi partai atau bahkan calon independen. Demokrasi akan berjalan lebih sehat daripada hanya calon tunggal yang seakan-akan tak memberikan opsi kepada masyarakat untuk memilih pemimpinnya. 
 
Dengan dukungan para ulama, ia menyakini gerakan Baju Koko bisa berpengaruh besar dalam menentukan hasil Pilkada. Gus Itab mengatakan, dalam jejaring gerakannya, sebanyak 90 persen dari 180 pesantren di Wonosobo sudah sepakat untuk memenangkan kotak kosong. Keberadaan Muhammad Albar yang maju dari PKB juga ia nilai tak merepresentasikan aspirasi politik warga Nahdlyin, yang jumlahnya mencapai separuh penduduk di Wonosobo. 
 
"Warga NU di Wonosobo sekitar 600 ribu dan yang ber-KTA baru sekitar 80 ribu," kata Gus Itab.
 
 
975