Home Ekonomi Dari Bantaran Sampah, Jadilah Taman Rekreasi Lembah Sorory

Dari Bantaran Sampah, Jadilah Taman Rekreasi Lembah Sorory

Bantul, Gatra.com - Prihatin atas membeludaknya sampah di bantaran Sungai Opak, warga dua RT di Dusun Pelemadu, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengubahnya menjadi taman bermain dan rekreasi. Namanya Lembah Sorory, akronim dari sor pring ori, atau di bawah pohon bambu.

Luas area utama tempat ini empat ribu meter persegi dan kemungkinan bertambah seribu meter persegi lagi. Lembah Sorory baru dibuka untuk umum pada 10 Oktober lalu.

Ketua Pengelola Lembah Sorory, Sukardi, bercerita daerah itu dulu tempat pembuangan sampah ilegal oleh siapapun, baik warga dusun setempat maupun luar dusun. Dampaknya, bau limbah dan lalat menyebar ke rumah warga, termasuk rumah Sukardi yang persis berdiri di atas tebing sampah.

"Membuang sampah di sini sudah berjalan puluhan tahun dan seperti sudah menjadi tradisi. Keluhan warga tidak pernah didengar oleh pemerintah. Jadinya kami warga yang berinisiatif sendiri," kata Sukardi kepada Gatra.com, Kamis (5/11) siang.

Keluhan ini lantas ditindaklanjuti oleh kesepakatan warga RT 03 dan 04 untuk membersihkan area bantaran sungai itu seminggu sekali. Pada medio 2018, gerakan bersih-bersih sampah dimulai dan berjalan sekitar setahun.

Sukardi mengatakan niat utama warga membersihkan sampah agar tidak muncul penyakit. Setelah bantaran dibersihkan, ide untuk menjadikan area yang dipenuhi rumpun bambu itu menjadi taman baru tercetus.

"Dengan kas paguyuban bapak-bapak, paguyuban ibu-ibu, dan sebagian kecil kas karang taruna, di akhir 2019 mulai disusun apa yang ingin dihadirkan di taman ini," ujarnya.

Warga pun sepakat menghadirkan wahana bermain air, penyewaan kendaraan ATV, pedestrian gantung di antaran rumpun bambu, serta beberapa gazebo. Sejauh ini, investasi Lembah Sorory sepenuhnya berasal dari kas paguyuban dua RT.

Untuk mengelola taman, pengurus pun dibentuk dan kini beranggota 26 warga. Sejak dibuka tiga minggu lalu, setiap akhir pekan, pemasukan dari retribusi parkir mencapai Rp3 juta- Rp4 juta.

"Kami tidak menarik tiket masuk ke pengunjung. Ke depan kami ingin menjadikan taman ini rujukan untuk kegiatan outbound bagi siswa PAUD sampai SD," katanya.

Keberadaan delapan warung di taman itu juga diatur. Tujuh warung dikelola oleh paguyuban ibu-ibu dan satu warung dikelola karang taruna.  Dengan pembatasan jumlah warung, warga yang ingin ikut berjualan diharap menitipkan dagangannya di warung-warung tersebut.

Ponilah, salah satu warga pengelola warung, menyebut Lembah Sorory sangat membantu kondisi perekonomiannya. "Di Sabtu-Minggu, pemasukan bersih dari warung di sini bisa mencapai Rp300 ribu," kata perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pengumpul barang bekas ini.

667