Home Ekonomi Malioboro Tanpa Kendaraan, Pedagang Ingin Hanya di Sore Hari

Malioboro Tanpa Kendaraan, Pedagang Ingin Hanya di Sore Hari

Yogyakarta, Gatra.com - Kalangan pedagang meminta program jalur pedestrian tanpa kendaraan bermotor di Malioboro diterapkan di waktu-waktu tertentu seperti sore hari. Wakil Ketua DPRD terus meminta pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengevaluasi rencana itu karena banyak keluhan.

Salah satu pedagang Malioboro, Slamet Sugianto, mengatakan selama penutupan Malioboro dari kendaraan bermotor tiga hari ini, tokonya sepi pengunjung. "Lah gimana mau ramai. Sejak pagi tidak ada orang yang mau jalan-jalan ke Malioboro," kata dia saat ditemui Gatra.com, Kamis (5/11) siang.

Slamet mengatakan alangkah lebih baik jika larangan kendaraan di Malioboro dilaksanakan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB sampai tengah malam. Dengan demikian, pada pagi hari masih ada orang yang lewat dan pedagang bisa menyiapkan jualannya.

Menurut Slamet, Malioboro sepi karena banyaknya pengunjung yang enggan memarkir kendaraan di tempat yang disediakan pemda karena kejauhan.

"Jauhnya tempat parkir kendaraan ini juga dikeluhkan oleh beberapa tetangga yang rumahnya menyatu dengan toko. Mereka kesulitan masuk, bahkan kemarin sempat ada tetangga yang tidak bisa jalan tetap diminta jalan oleh petugas karena kendaraan tidak boleh masuk," ujarnya.

Seorang pedagang makanan, Dinda, juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, kondisi saat ini bahkan jauh lebih sepi dibanding situasi sehari-hari di masa pandemi.

"Biasanya meskipun bukan hari libur, jam segini sudah hampir habis. Ini kurang dari separuh yang baru terjual. Mohon dipikirkan ulang, bagaimana agar Malioboro tidak seperti ini," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Huda Tri Yudiana meminta Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk terus mengevaluasi program jalur pedestrian mengingat banyaknya keluhan pedagang.

"Tadi sempat ada yang meminta sistem parkirnya lebih dekat ke Malioboro, lalu penambahan jalur lintas yang tidak memutar terlalu jauh. Bagi wisatawan, pedestrian ini menarik. Namun pedagang malah merugi," katanya.

Huda mengatakan evaluasi diperlukan agar langkah-langkah komprehensif bisa segera ditempuh selama dua minggu uji coba. "Bagaimanapun, sebagai ikon utama Yogyakarta, tujuan pedestrian ini adalah untuk menjadikan Malioboro semakin ramai dan pedagang turut menikmati," ujar politisi PKS ini.

2407