Home Kesehatan Santri Kembali ke Pondok, 195 Warga Pesantren Positif Corona

Santri Kembali ke Pondok, 195 Warga Pesantren Positif Corona

Bantul, Gatra.com - Ledakan kasus Covid-19 terbaru di Daerah Istimewa Yogyakarta disumbang oleh sebuah pondok pesantren di Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, yakni dengan 195 kasus. Sebelumnya, 194 kasus ditemukan di empat pondok di Sleman.

Lurah Panggungharjo sekaligus juru bicara pihak pesantren, Wahyudi Anggoro Hadi menjelaskan, kasus di pesantren tersebut berawal dari seorang santri yang baru kembali dari daerah asalnya.

“Dia timbul gejala, lalu periksa mandiri, di-swab, dan positif. Santri ini menulari dua pengasuh yang kini telah sembuh. Dari sini, kasus menyebar,” ujar Yudi saat jumpa pers daring, Kamis (5/11).

Pelacakan kasus pun digelar dua kali ke 288 orang di kompleks pesantren tersebut. Pelacakan pertama pada 27 Oktober menemukan bahwa 64 orang positif. Jumlah kasus itu diumumkan oleh pemda pada 29 Oktober, namun disebut sebagai hasil skrining lembaga pendidikan di tiga tempat.

Pada 3 Oktober, pelacakan kedua menemukan 131 kasus. Pemda DIY mengumumkan kasus-kasus ini tanpa rincian penjelasan, kecuali sebagai hasil tracing. Padahal jumlah kasus di pesantren itu menyumbang total tambahan harian Covid-19 di DIY yang memecahkan rekor, 168 kasus.

Alhasil, dua kali pelacakan ini menemukan 195 kasus di kompleks pesantren ini. Yudi menjelaskan, kompleks pesantren Krapyak terdiri atas dua pesantren, yakni Ali Maksum dan Al Munawwir, dan memiliki 18 bangunan kompleks

Kasus-kasus Covid-19 ditandai demam dan gejala ringan. Kebanyakan penderitanya santri putri di pesantren Al Munawwir. “Yang laki-laki positif (Covid-19) hanya 11 orang,” ujar Yudi.

Kompleks dua pesantren tersebut memiliki sekitar 8.000 santri. Namun baru sekitar 2.800 orang yang kini berada di pondok untuk memulai kegiatan.

Atas kondisi ini, gedung di salah satu kompleks dijadikan tempat karantina. Berbagai kebutuhan mereka pun dipasok oleh pihak desa. Adapun 17 kompleks lain membatasi aktivitasnya.

“Jadi persebaran bisa kami kendalikan karena tersentral di satu gedung yang terpisah dengan santri dan penghuni lain yang sehat,” kata dia.

Menurut Yudi, pihak desa meminta pelacakan lebih luas lagi agar mendapat peta penyebaran Covid-19 secara utuh dan penanganannya terstruktur. “Kami mau rapid tes ke semua penghuni dan mengajukan 3000 paket rapid test,” kata dia.

Kasus Covid-19 di pesantren DIY sebelumnya terjadi Sleman. Kantor Wilayah Kementerian Agama sempat merinci bahwa Covid-19 ditemukan di Pesantren Sunan Pandanaran dan Pesantren Hidayatullah di Ngaglik, Muhammadiyah Boarding School (MBS) di Prambanan, dan Pesantren Tahfidz Yaumi di Moyudan.

Pada Kamis ini, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo merinci perkembangan 194 penderita Covid-19 dari pesantren di Sleman.

"Pesantren di Ngaglik semua yang positif 153 orang telah sembuh. Di Prambanan 21 kasus juga sembuh semua. Untuk Moyudan, 20 orang (positif). Sembuh 10, sisanya 10 orang masih isolasi," katanya.

Di DIY total terdapat 4.140 kasus Covid-19. Dari jumlah itu, 3.308 orang dinyatakan sembuh, 733 kasus aktif, dan 99 orang meninggal.

 

3620