Home Politik Seru! Eri Lontarkan Data, Machfud Cara Baru Tangani Surabaya

Seru! Eri Lontarkan Data, Machfud Cara Baru Tangani Surabaya

Surabaya, Gatra.com - Debat Publik Pilwali Surabaya putaran pertama telah usai. Dua pasangan calon wali dan wakil wali kota Surabaya sudah melontarkan argumen berupa pertanyaan, jawaban, dan tanggapan yang cukup seru.

Pertama, Calon wali kota Surabaya nomor urut 1 Eri Cahyadi yang merasa sudah memberikan argumen visi misi yang cukup meyakinkan calon pemilih. Eri menyatakan sudah membeberkan program berangkat dari kondisi Surabaya saat ini.

"Tidak ada (topik debat) yang alot. Kami sudah menjawab pertanyaan terkait apa yang akan kami lakukan (untuk Surabaya). Karena itulah yang biasa kami lakukan dengan pak Armuji," kata Eri kepada wartawan usai debat publik putaran pertama, Rabu (4/11).

Eri mengaku sudah memaparkan semua rencana dan program untuk Surabaya, terutama kaum milenial selama debat berlangsung. Rencana dan program yang ia paparkan sudah berdasarkan data yang memuat kondisi riil.

"Kami menyampaikan data yang ada terhadap bagaimana Surabaya pada masa depan agar lebih baik lagi. Terutama kaum milenial. Karena kaum milenial ini adalah penerus kita," kata Eri.

Eri berpendapat, kaum milenial adalah generasi yang saat ini sedang berjaya. Banyak prestasi dan perkembangan lain di berbagai bidang yang ditorehkan oleh kaum milenial.

Karenanya, Eri menilai bahwa meski pandemi Covid-19 sedang melanda Surabaya, kiprah kaum milenial harus tetap terfasilitasi. Supaya, kaum milenial Surabaya tetap dapat berkarya dan berprestasi hingga ke kancah dunia.

"Supaya mereka (kaum milenial) dapat melesat hebat sehingga mampu (berkarya) dipentas dunia. Target kami adalah (Surabaya) jadi kota dunia, sehingga arek-arek Suroboyo mampu ke pentas dunia," katanya.

Sama dengan Calon wali kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin. Machfud mengaku juga sudah memaparkan program-programnya jika terpilih memimpin Surabaya nanti.

Menurutnya, program yang diusungnya adalah cara baru membenahi Surabaya agar lebih baik. Bukan sekedar meneruskan cara pemerintah kota dalam menangani Surabaya saat ini.

"Kami juga memberikan gagasan dan program-program (berdasarkan fakta) yang kami temukan dilapangan. Itu yang ingin kami perbaiki. Bukan program yang sudah lama," kata Machfud.

Machfud berargumen, masih banyak wilayah di Surabaya yang masih perlu perbaikan terlepas dari berapapun penghargaan yang diterima pemerintah kotanya. Pertama, terkait kebiasaan warga Surabaya yang membuang sampah di sungai.

Mantan Kapolda Jawa Timur itu ingin mengeluarkan larangan untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut. Selain itu, dirinya juga ingin membangun banyak toilet umum di lokasi-lokasi publik yang strategis, yang diistilahkan jamban komunal.

"Jangan penghargaan dibawa-bawa terus. Fakta di lapangan yang kami temukan, ke depan tidak ada lagi orang buang (sampah) di sungai. Program saya juga nanti memperbanyak jamban komunal," kata Machfud.

Menurutnya, pembangunan di Surabaya harus merata. Setidaknya, dampak pembangunan dapat dirasakan semua warga Surabaya di 154 kelurahan.

Machfud mencontohkan beberapa kelurahan yang masih butuh pembangunan. Diantaranya, kelurahan Tenggumung, Sidotopo Wetan, Moro Krembangan, dan beberapa titik aliran sungai yang masih dipenuhi sampah.

Selain soal kiprah kaum milenial dan wilayah pemukiman di Surabaya, masih banyak topik-topik lain yang menjadi perdebatan antara kubu Eri dan Machfud. Antara lain, soal kecukupan gizi, pendidikan, kesehatan, dan sektor perdagangan termasuk pasar di Surabaya.

152