Home Ekonomi Pengamat: Resesi Tidak Selalu Berujung Krisis

Pengamat: Resesi Tidak Selalu Berujung Krisis

Jakarta, Gatra.com - Indonesia resmi mengalami resesi setelah laju ekonomi tumbuh minus selama dua kuartal. Meski resesi, belum dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis ekonomi seperti tahun 1998.

Menurut Ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi, krisis ekonomi memang umumnya diawali dengan resesi. Namun, bukan berarti resesi akan membawa suatu negara dalam kondisi krisis.

"Tidak selamanya resesi itu pada akhirnya berujung krisis, apalagi bila dibandingkan dengan tahun 1998. Tahun 1998 itu kita banyak sekali bobrok," ucapnya dalam diskusi bertema Efek Resesi di Tengah Pandemi, Sabtu (7/11).

Tahun 2020 ini ekonomi Indonesia pertama kalinya mengalami kontraksi setelah tahun 1998, tetapi sebetulnya kondisi ekonomi saat ini lebih baik. Buktinya, jika dilihat secara kuartalan (quarter-to-quarter) ekonomi mulai tumbuh 5,05%.

"Tahun 1998 ekonomi kita sangat rapuh karena dari sisi macro prudencial, dari sisi penjagaan sektor moneter, dari sisi keleluasaan dan juga kapasitas fiskal kita itu sangat-sangat terbatas," ujar Fithra.

Untuk diketahui, Indonesia resmi menyandang status resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal III, yaitu 3,49%. Ekonomi Indonesia dinyatakan mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32%

128