Home Info Satgas Covid-19 Ponpes El Bayan Sediakan Ruang Khusus Kunjungan Wali Santri

Ponpes El Bayan Sediakan Ruang Khusus Kunjungan Wali Santri

Cilacap, Gatra.com – Pondok Pesantren (Ponpes) El Bayan di Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menerapkan protokol ketat pencegahan Covid-19 usai El Bayan dinyatakan bebas Covid-19. Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan, Ponpes menyediakan ruangan khusus untuk kunjungan orangtua santri.

Ketua Ponpes El Bayan, Gus Firdaus Subky, mengatakan, meski semua santri sudah dinyatakan sembuh, namun, protokol kesehatan di lingkungan Pesantren El Bayan tetap dilakukan secara ketat. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kembali munculnya serangan serupa. Pengasuh dan sejumlah pihak lain menyediakan masker, tempat cuci tangan, dan rutin mendisinfeksi ruangan dan lingkungan pesantren.

Ruangan tersebut memastikan antara santri dan orangtuanya tak bisa berinteraksi langsung, meski dalam jarak dekat. Ruangan dibatasi dengan kaca, agar santri bisa berinteraksi dengan orangtuanya, namun tidak berkontak secara fisik. Sedangkan kunjungan di luar orangtua santri, sementara dibatasi.

“Kasihan santri kalau tidak bertemu dengan orangtuanya. Tapi protokol pencegahan juga harus diterapkan. Santri putra dan putri masing-masing ada fasilitas terpisah. Dijadwal dan tidak boleh berinteraksi langsung,” kata Firdaus, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (8/11).

Ponpes juga membuat Satgas Penanganan Covid-19 pesantren dan relawan Jogo Santri. Di satu sisi, Satgas Covid-19 El Bayan ini bertugas untuk memastikan protokol kesehatan tak terabaikan.

Di sisi lain, Satgas dan relawan Jogo Santri juga melakukan edukasi terus menerus di lingkungan pesantren. Ini penting sebagai upaya antisipasi munculnya musibah serupa di masa mandatang.

“Kami juga berharap musibah di Ponpes El Bayan ini menjadi pelajaran bagi pesantren lainnya agar tidak terjadi musibah yang sama,” ucap Firdaus.

Ketua Ponpes El Bayan, Gus H Firdaus Subky, S.E., mengatakan, Covid-19 di pesantren teridentifikasi kali pertama pada akhir September 2020. Kala itu, sejumlah santri mengalami gejala demam dan kehilangan indra penciuman. Sebagian lainnya, batuk ringan. Lantas, pengasuh pesantren segera berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk melakukan swab.

Firdaus mengakui bukan hal mudah untuk menangani Covid-19 di pesantren. Pasalnya, virus yang kali pertama teridentifikasi di Wuhan, Tiongkok, ini menyasar ratusan santri, dalam waktu nyaris bersamaan. “Sekarang sudah dinyatakan sembuh semua,” ucapnya.

583