_thumb.jpg "Koalisi Musisi Sepakat Palestina-Israel Bukan Konflik, Melainkan Genosida")
_thumb.jpg "Bagaimana Musisi Bersikap terhadap Gerakan Boikot Produk Terafiliasi Israel?")
_thumb.jpg "Koalisi Musisi Gelar Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS, Tunjukkan Solidaritas untuk Gaza")
Yogyakarta, Gatra.com - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan mulai Senin (16/11), Malioboro bebas kendaraan bermotor di malam hari. Pemberlakuan larangan melintas pada jam 18.00 - 21.00 WIB diterapkan sampai ada evaluasi lanjutan.
Sebelumnya, selama 3-15 November, uji coba tanpa kendaraan bermotor digelar di Malioboro berlangsung 24 jam. "Usai uji coba yang berakhir kemarin (15/11), mulai hari ini kami sampaikan tidak ada lagi uji coba," kata Haryadi di Malioboro, Senin (16/11).
Namun mulai hari ini, manajemen lalu lintas terbaru diterapkan, yakni kendaraan bermotor dilarang melintas Malioboro pada jam 18.00 - 21.00 WIB setiap hari. Langkah ini untuk mendukung terwujudnya jalur pedestrian Malioboro sebagai persiapan menuju penetapan Malioboro sebagai cagar budaya dunia.
Aturan tersebut hasil dari kajian berbagai pihak, yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta, Dinas Perhubungan (Dishub) Pemda DIY, dan Dishub Kota Yogyakarta, serta Polresta Yogyakarta.
Adapun jalan-jalan sirip Malioboro tetap menjadi jalur searah seperti masa uji coba selama dua minggu. "Hasil kajian ini bukan asal ngawur. Penerapan ini untuk menjalankan tiga fungsi Malioboro yaitu fungsi sosial, ekonomi, dan transportasi," ujar Haryadi.
Menurut Haryadi, rekayasa lalu lintas akan terus diberlakukan hingga evaluasi menunjukkan kondisi lain. Ia menyebut aturan baru ini hasil evaluasi dari semua pihak yang berkepentingan di Malioboro.
Kepala Dishub Kota Yogyakarta Arif Nugroho menambahkan perubahan manajemen lalu lintas ini untuk mengurangi padatnya kendaraan yang melintas Malioboro.
"Pengaturan lalu lintas ini demi distribusi kendaraan yang baik serta mengubah perilaku berkendara masyarakat," kata Arif.
Menurutnya, larangan kendaraan di Malioboro pada malam hari akan membuat pengendara tak lagi menjadikan Malioboro sebagai jalur alternatif dan menggunakan jalur lain. "Jadi jika memang tidak ada kepentingan di Malioboro, kenapa harus lewat, kecuali dia benar-benar mau belanja," kata Arif.
