Home Kesehatan Mestinya Isolasi Malah Berkeliaran, Apa Harus Ditandai?

Mestinya Isolasi Malah Berkeliaran, Apa Harus Ditandai?

Karanganyar, Gatra.com- Penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah seakan tak terkendali. Termasuk di Karanganyar. Masyarakat makin abai dan tak menghiraukan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Selama sepekan terakhir, angka inveksi harian merangkak naik. Hingga Minggu (30/11), jumlah terinveksi 336 orang dengan 86 jiwa melayang. Kontak eratnya 494 orang.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi, Juliyatmono sampai menyebut satu-satunya cara terhindar dari Covid-19 jika memiliki imunitas kuat. Sebab, masyarakat sudah makin abai menjalankan protokol kesehatan seperti jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun dan mengenakan masker.

"Masyarakat seakan sudah tidak fokus lagi ke Covid-19. Mereka teralihkan bekerja supaya menjaga agar tetap bisa makan dan memperbaiki perekonomiannya," katanya kepada Gatra.com di gedung DPRD Karanganyar, Senin (30/11).

Berbagai wacana mencuat seperti menandai atau menyiarkan identitas warga terinveksi Covid-19. Itu supaya memaksanya berhenti beraktivitas di luar lingkungan isolasinya. Namun begitu, cara tersebut dianggap melanggar etika.

Ia hanya mendorong masyarakat tetap produktif sambil berada di rumahnya serta meningkatkan imunitas tubuh. Hal itu akan dipenuhi jika asupan nutrisi dan istirahat cukup serta bahagia.

"Covid-19 ada dan nyata. Selalu jaga kesehatan dan berpikiran positif. Usahakan diri dan orang lain terhindar dari penularannya. Tetap produktif dan jaga imunitas tubuh," katanya.

Juliyatmono tidak menyangkal adanya pelaku isolasi mandiri nekat berkeliaran ke luar rumah. Inilah saatnya sistem Joko Tonggo lebih digiatkan. Meski identitas pelaku isolasi mandiri dan terpapar Covid-19 tidak dipublikasikan, namun para tetangga wajib tahu. Mereka akan bertindak antisipatif dan solutif dalam sistem Jogo Tonggo.

163

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR