Jakarta, Gatra.com - Penyelenggaraan Festival Film Indonesia (FFI) 2020 menorehkan catatan yang membanggakan. Tahun ini, 40$ dari 109 pekerja film yang masuk dalam nominasi FFI 2020 merupakan pekerja film perempuan.
Komite Seleksi dan Penjurian FFI 2020, Nia Dinata, menyebut capaian keterwakilan gender yang mencapai angka 40% merupakan torehan pertama dalam sejarah penyelenggaraan FFI. Ini membutikan representasi gender di industri sinema tanah air sudah sangat baik, bahkan bisa diklaim lebih baik jika mengambil refleksi dari industri perfilman luar negeri.
"Jadi, ada 45 orang nominee pembuat film perempuan, baik itu dari editing, penata sinematografi. Bahkan di nominasi pembuat film dokumenter 90% itu perempuan. Pembuat film pendek 80% perempuan. Penata rias, produser, juga banyak dari perempuan," kata Nia saat konferesi pers Anugrah Piala Citra FFI 2020 di Plenary Hall JCC, Jakarta, Sabtu (5/12).
Menurutnya, representasi 40% perempuan ini menunjukkan industri perfilman Indonesia membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berkarya atau terjun menggeluti dunia perfilman.
"Ini adalah pencapaian yang sangat baik bagi industri perfilman. Representasi perempuan yang sudah makin meningkat jadi bukti bahwa semua punya kesempatan yang sama untuk berkarya di industri film," paparnya.
Sementara itu, Ketua komite FFI, Lukman Sardi, mengatakan penyelenggaran FFI tahun ini memiliki tantangan tersendiri. Penyelenggara ingin terus memberikan semangat kepada sineas lewat apresiasi di FFI tahun ini.
"Saya merasakan soliditas luar biasa. Kita saling semangat dan saling membantu satu sama lain. Ini bukan akhir tapi jadi awal kebangkitan film Indonesia," ungkap Lukman.
Namun, tahun ini terjadi penurunan jumlah film yang mendaftar dalam FFI. Simana pada tahun sebelumnya untuk film panjang mencapai 180 film, sedangkan tahun ini hanya ada 65 film panjang yang mendaftar. Hal sebaliknya terjadi di film pendek.
"Peningkatan terjadi pada jumlah film pendek. Sehingga secara total terdapat 200 film yang terdaftar pada FFI 2020," pungkasnya.
