Solo, Gatra.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo telah menerima Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Dari dana yang dilaporkan, Paslon Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa menghabiskan Rp3,2 miliar dan Paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) hanya menghabiskan Rp110 juta saja. Dengan demikian dana kampanye Gibran-Teguh 29 kali lipat lebih dari rivalnya.

Dari catatan yang masuk, dana yang tercatat di Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) Paslon Gibran-Teguh sebesar Rp3.215.436.500. Untuk Paslon jalur independen, Bajo, memiliki dana kampanye hanya Rp153.475.000. "Jadi RKDK sudah kami tutup secara resmi. Pengumpulan paling lambat hari Minggu (6/12) lalu," ucap Ketua KPU Kota Solo Nurul Sutarti.

Setelah ini RKDK akan diaudit melalui akuntan publik yang akan ditunjuk oleh KPU Kota Solo. Audit ini juga untuk menunjukkan bentuk keterbukaan penggunaan dana kampanye dan sumbangan kampanye.

Dari catatan KPU, Paslon Gibran-Teguh telah mengumpulkan RKDK pada Minggu (6/12) siang. Sedangkan Paslon Bajo mengumpulkan RKDK hanya beberapa menit menjelang batas waktu penutupan. "Kami memberikan batas waktu hingga Minggu (6/12) pukul 18.00 WIB," ucapnya.

Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Gibran-Teguh, Putut Gunawan mengatakan dana kampanye Paslon Gibran-Teguh banyak dialihkan untuk kebutuhan kampanye daring. Pasalnya pada kampanye masa pandemi ini dilarang melakukan pengumpulan massa.

"Kalau dulu kami terbiasa mengumpulkan massa, maka dananya kami alihkan untuk kampanye daring. Kebutuhannya hampir sama, biasanya kalau kami harus membuat panggung, sekarang dialihkan untuk membeli server," ucapnya.

Sedangkan Paslon Bajo lebih banyak menggunakan dana kampanyenya untuk iklan dan pemasangan baliho. Sedangkan untuk kebutuhan kampanye, biasanya Bajo hanya melakukan secara door to door.

"Kami paling banyak untuk pemasangan baliho dan pemasangan iklan di koran-koran," ucap Ketua Tim Pemenangan Bajo Robert Hananto.