Home Politik Logistik Sudah Terdistribusi, Begini Aturan Nyoblos di TPS

Logistik Sudah Terdistribusi, Begini Aturan Nyoblos di TPS

Surabaya, Gatra.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menyatakan telah menyalurkan logistik pemungutan suara ke seluruh panitia pemungutan suara (PPS). Kini, semua logistik disimpan dan dijaga ketat oleh aparat di kantor kelurahan atau balai RW.

Logistik tersebut berupa kotak suara, surat suara, alat pelindung diri lengkap, dan kelengkapan pemungutan suara lainnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Informasi yang diperoleh Gatra.com, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sudah mulai memindahkan dan menata semua logistik yang dibungkus plastik itu di TPS masing-masing.

"Petugas KPPS sudah dapat mengambil (logistik pemilu) di Sekretariat PPS. Karena menurut ketentuan, H-1, TPS harus sudah didirikan," kata Komisioner KPU Surabaya Suprayitno kepada Gatra.com, Selasa (8/12).

Setelah petugas KPPS mengambil semua logistik, harus menjamin keamanan dan ketertiban di TPS dengan memberlakukan penjagaan bersama aparat yang berwenang. Suprayitno menyarankan, petugas dapat menyimpan logistik di balai RW agar lebih aman dan mudah penjagaannya.

Tidak hanya menjaga keamanan logistik. Petugas PPS dan KPPS harus memastikan proses pemungutan suara yang digelar besok (9/12) harus sesuai dengan alur dan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

"Diawali dengan (mengantar) surat C6 atau undangan pemungutan suara. Pada C6 itu dicantumkan kapan (pukul berapa) pemilih dapat mendatangi TPS dan mencoblos," kata Suprayitno.

Misalnya, pemilih ibu-ibu dan lansia dapar dijadwalkan datang ke TPS pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Setelah itu, petugas dapat menjadwalkan pemilih yang notabene secara fisik mampu hadir ke TPS untuk mencoblos.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar tidak terjadi kerumunan di TPS yang berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19. Selain itu, pemilih juga akan diwajibkan datang ke TPS dengan memakai masker, alat tulis pribadi, dan keperluan lainnya sesuai aturan yang tertera pada C6.

"Kami juga melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan secara berkala. Kami juga sedia baju hazmat untuk mengantisipasi apabila ada pemilih yang pingsan, misalnya," jelasnya.

Suprayitno menambahkan, baju hazmat itu juga akan dipakai petugas KPPS untuk melayani pemilih yang berhalangan hadir di TPS. Contohnya, para pemilih pasien yang sedang menjalani karantina mandiri atau rawat inap di rumah sakit.

Dengan catatan, ada perwakilan anggota keluarga yang bersangkutan yang menginformasikan hal tersebut kepada petugas KPPS atau PPS paling lambat hari ini. Karenanya, Suprayitno mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

146

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR