Home Hukum Jenazah 6 Anggota FPI yang Ditembak Diserahkan ke Keluarga

Jenazah 6 Anggota FPI yang Ditembak Diserahkan ke Keluarga

Jakarta, Gatra.com - Jenazah keenam anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tewas ditembak polisi telah diserahkan pihak RS Polri Kramat Jati ke keluarga masing-masing pada hari ini, Selasa (8/12). Keenam jenazah itu telah selesai diautopsi pada pukul 16.30 WIB.

"Jam 16.30 WIB autopsi selesai, kemudian dimandikan, diberi kain kafan, dan dimasukkan peti," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, Selasa (8/12).

Argo menambahkan, setelah proses penyerahan selesai, keluarga ditawarkan untuk melaksanakan salat jenazah bersama. Namun, Argo tak merincikan lebih lanjut kegiatan setelah salat dan rencana pemakamannya.

Sebelumnya, keenam jenazah itu belum bisa dikembalikan ke pihak keluarga lantaran masih diidentifikasi oleh tim Kedokteran Forensik.

"Jenazah ada di RS Polri. Tentunya polisi sedang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah tersebut untuk mengidentifikasi identitas jasad tersebut," ujar Argo melalui keterangan resminya, Senin (7/12).

Argo menyatakan, saat ini pihaknya bersama anggota TNI melakukan penjagaan di rumah sakit tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya potensi keributan di RS Polri.

"Tentunya sebagaimana SOP yang berlaku petugas melakukan pengamanan untuk mencegah oknum yang tak bertanggung jawab," ucap Argo.

Insiden penembakan itu terjadi di kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/12) pukul 00.30 WIB. Dari kejadian itu, enam anggota FPI ditembak mati di tempat, sementara empat lainnya melarikan diri.

Kronologis versi polisi dibeberkan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran. Awalnya, ia menyebut satu tim polisi yang terdiri dari enam orang sedang bertugas melaksanakan pantauan terkait rencana pemeriksaan MRS, yang dijadwalkan berlangsung hari ini pukul 10.00 WIB.

Namun sebelum pemeriksaan itu polisi melakukan penyelidikan, yang tak disebutkan spesifik kegiatannya, lantaran ada informasi bahwa akan terjadi pengerahan massa untuk mengawal Rizieq Shihab saat diperiksa di Polda Metro Jaya. Fadil mengaku informasi itu polisi dapatkan dari berbagai sumber, termasuk media.

"Terkait dengan hal tersebut, kami Polda Metro Jaya kemudian melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut. Dan ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagai yang rekan-rekan lihat di depan ini," kata Fadil saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/12).

Sejurus itu, anggota polisi yang diserang pun melepaskan tembakan ke 10 orang tersebut. Enam di antaranya meninggal di tempat, sedangkan empat lainnya melarikan diri.

"Saya ulangi, terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan terhadap anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang," jelas dia.

Tak ada anggota polisi yang terluka. Dari pihaknya, Fadil menjelaskan kerugian yang dialami adalah sebuah kendaraan yang rusak karena dipepet dan terkena dari tembakan dari kelompok yang diduga pengikut HRS itu

Saat ditanya senjata api yang digunakan diduga kelompok pengikut Rizieq, Fadil meyakini itu senjata asli. Menurutnya, senjata itu dipegang oleh anggota laskar khusus.

"(Senjata) asli, ini sudah ada tiga yang ditembakan. Jadi dari hasil penyelidikan awal, kelompok yang menyerang anggota ini diidentifikasi sebagai laskar khusus, yang selama ini menghalang-halangi proses penyidikan," ujarnya.

Sementara versi FPI, disampaikan oleh Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum, Munarman melalui siaran persnya, Senin (7/11).

"Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB (Imam Besar) HRS dan keluarga, serta penculikan terhadap 6 laskar pengawal IB. Peristiwa terjadi di dekat pintu tol Karawang Timur," kata Shabri Lubis.

Menurut Shabri, saat itu HRS bersama rombongan, termasuk cucunya yang masih balita, akan pengajian subuh sambil memulihkan diri. Dalam perjalanan tersebut rombongan dihadang preman tak dikenal.

"Kami duga kuat merupakan bagian aksi penguntitan untuk mencelakai IB," katanya.

Para preman menembaki laskar pengawal keluarga. Sobri menyebut, para penghadang berhasil melakukan penembakan dan satu unit mobil berisi 6 laskar masih hilang diculik para preman.

"Kami mohon doa, agar mereka diberi keselamatan," katanya.

Tentang keberadaan HRS, Shabri mengatakan IB FPI itu selamat dan di lokasi yang tidak bisa disebutkan demi keselamatannya.

"Demi keamanan dan keselamatan, kami tidak bisa sebutkan lokasi," ujarnya.

372

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR