Home Ekonomi Pilar Baru Kontribusi Sosial, Astragraphia Jangkau UMKM

Pilar Baru Kontribusi Sosial, Astragraphia Jangkau UMKM

Jakarta, Gatra.com – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diterjang masa sulit akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) terdapat sekitar 82,80 persen pelaku UMKM yang pendapatannya tergerus saat pandemi. Dari sejumlah pelaku UMKM tersebut, beberapa di antaranya bergerak di sektor industri kreatif.

Upaya untuk mengangkat kembali ekonomi kreatif dilakukan oleh Astragraphia. Sebagai perusahaan publik yang fokus pada ruang lingkup bisnis layanan printing dan digital, perusahaan menyatakan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif dengan menempatkan “Kewirausahaan” sebagai pilar baru kontribusi sosial perusahaan di 2020.

Pilar kontribusi sosial “Kewirausahaan” diwujudkan melalui program kelas Astragraphia untuk Industri Kreatif (Kelas ASIK) dengan tujuan menjadikan produk para pelaku usaha mikro dan kecil di industri kreatif berdaya saing, go-online dan naik kelas.

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Yuana Rochma Astuti mengatakan pelaku UMKM di industri kreatif perlu didukung agar dapat bertahan dan berhasil melewati masa pandemi yang sulit. Kemenparekraf mengapresiasi keseriusan Astragraphia untuk memajukan industri kreatif melalui program yang selaras dengan fokus bisnisnya.

“Saya harap, Astragraphia mampu melanjutkan semangatnya dengan meningkatkan kesadaran pelaku UMKM khususnya usaha mikro dan kecil, akan pentingnya peran kemasan dan label produk mendampingi mereka untuk berkreasi melalui teknologi layanan printing dan digital yang Astragraphia miliki serta memfasilitasi mereka untuk menciptakan kemasan yang menarik,” ujar Yuana dalam konferensi pers virtual "Kontribusi Sosial Astragraphia untuk Industri Kreatif" pada Selasa (15/12).

Ia yakin pelaku UMKM dapat naik kelas jika didukung dalam hal pengembangan kompetensi dan promosi produk. “Saya yakin dengan produk yang berkualitas dan ditambah dengan kemasan produk yang unik, modern, dan berkelas, akan melipatgandakan nilai sebuah produk kreatif sehingga dapat berkompetisi di pasaran,” katanya lagi.

Chief of Corporate Communications Astragraphia, Melinda Pudjo mengatakan di tengah masa pandemi, Astragraphia mengambil tindakan nyata untuk mendukung para pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak di industri kreatif, khususnya yang bergerak di subsektor fesyen, kuliner, dan kriya melalui program Kelas ASIK (Kelas Astragraphia untuk Industri Kreatif).

“Di tahun pertama program ini, Astragraphia telah menjangkau 415 pelaku usaha mikro dan kecil yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali yang memiliki omzet mulai dari 2 juta hingga 40 juta rupiah perbulannya,” ucap Melinda.

Semangat dan komitmen Astragraphia untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif di Indonesia telah dimulai dari beberapa tahun terakhir melalui sejumlah workshop dan roadshow mengenai kemasan kreatif dan desain grafis yang dilakukan dari kota ke kota dengan menggandeng berbagai pihak baik dari lembaga pemerintahan, asosiasi profesi, yayasan, UMKM, hingga komunitas.

Melinda menambahkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas kontribusi sosial secara luring di masa pandemi tidak menghalangi Astragraphia menjalankan program kontribusi sosial untuk pelaku usaha mikro dan kecil. “Secara cepat dan kreatif, melalui implementasi teknologi digital, Astragraphia menjalankan rangkaian program Kelas ASIK dalam bentuk pelatihan daring mengenai teknologi digital printing, aplikasi kreatif untuk kemasan/label produk dan juga online promotion,” katanya.

Selain itu program Kelas ASIK juga mempublikasikan profil bisnis pelaku usaha mikro dan kecil secara gratis melalui media komunikasi Astragraphia www.ofiskita.com, dan memfasilitasi mereka untuk mencetak berbagai materi promosi usahanya dari rumah masing-masing melalui platform online printing www.printqoe.com.”

Founder Abon Cap Koki dan Peserta Kelas ASIK Batch 1, Novi Kurnia Setiawati menyebutkan edukasi dari Astragraphia sangat bermanfaat baginya untuk menciptakan produk bernilai tambah (value added).

“Kegiatan tersebut memberikan saya wawasan baru untuk berkreasi menciptakan kemasan yang menarik untuk produk abon saya. Pengenalan teknologi digital printing membuat saya memiliki pilihan untuk mencetak personalisasi stiker/label berkualitas tinggi dalam jumlah yang fleksibel sesuai kebutuhan,” ujar Novi.

Selain itu, Novi menambahkan fasilitas publikasi profil usaha di kanal digital OFiSKITA milik Astragraphia sangat membantunya dalam memperluas pasar. “Saya harap Astragraphia terus mendukung kami pelaku usaha mikro dan kecil yang bergerak di industri kreatif”.

Untuk diketahui, sepanjang 2020, Astragraphia telah melakukan pengembangan kegiatan kontribusi sosial melalui pilar pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan kewirausahaan. Pada pilar pendidikan, “Competence Aid Program (CAP)” yang dimulai sejak tahun 2000 telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 1.200 pelajar/guru/mahasiswa serta bantuan beasiswa pendidikan kepada siswa SMK. Astragraphia juga memiliki SMK Binaan yang fokus pada lingkup kompetensi grafika, teknologi informasi & komputer.

Dukungan terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diwujudkan Astragraphia dalam bentuk pencetakan dan pendistribusian buku aktivitas anak (workbook) sejak tahun 2017. Hingga saat ini, sebanyak 11.150 workbook telah diberikan kepada PAUD yang berada di wilayah Semarang, Flores, Denpasar, Bogor, Demak, dan Boyolali. Pada pilar lingkungan, Astragraphia menjalankan kampanye mengurangi plastik dan pengelolaan limbah terintegrasi.

Selanjutnya di pilar kesehatan, kegiatan donasi kesehatan tahun ini diprioritaskan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 terutama yang berada di sekitar lingkungan kantor Astragraphia. Bantuan berupa uang tunai, sembako, Alat Pelindung Diri (APD), disinfektan, serta pencetakan materi edukasi pencegahan penyebaran Covid-19.

124