Home Info Sawit Gubernur Kalbar Buka-bukaan Soal Korporasi Sawit

Gubernur Kalbar Buka-bukaan Soal Korporasi Sawit

Pontianak, Gatra.com - Sebetulnya lelaki 58 tahun ini senang dengan kelapa sawit. Sebab tanaman asal Mauritius Afrika itu telah terbukti bisa mendongkrak ekonomi masyarakat dan juga bisa memberikan duit dalam jumlah besar kepada Negara.

Tapi kalau cerita soal perusahaan kelapa sawit yang ada di sana, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) bawaannya langsung jengkel saja.

Soalnya kata mantan Wali Kota Pontianak ini, nyaris tak ada perusahaan kelapa sawit yang peduli dengan masyarakat maupun daerahnya.

Dari 2031 desa yang ada di Kalbar kata Sutarmidji, 700 desa masuk kategori sangat tertinggal, 800 desa tertinggal. Lalu ada 87 desa mandiri, tapi bukan oleh kelapa sawit, sebab tak satupun kelapa sawit tumbuh di sana.

"Hanya satu desa mandiri oleh sawit, itu lantaran perusahaan di sana peduli. Pertanyaan yang muncul kemudian, perusahaan yang lain kemana?" lelaki ini bertanya saat didapuk memberikan sambutan pada pelantikan pengurus DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia di Mercure Hotel Pontianak, kemarin.

Mestinya kata Tarmidji, kalau semua perusahaan kelapa sawit di Kalbar peduli, ratusan desa akan terbantu.

"Ini sampai sekarang saya enggak tahu Corporate Social Responsibility (CSR) nya lari kemana. Padahal ada 2,8 juta hektar kebun kelapa sawit di Kalbar," katanya.

Boro-boro CSR, saat ini saja kata Tarmidji, pabrik pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di Kalbar kelebihan 6% dari kebutuhan listrik Kalbar.

Baca juga: Sederet Kejadian Tak Terduga di Pontianak

Tapi tak satupun kata Tarmidji dari perusahaan itu yang mau mengalirkan listriknya ke desa-desa sekitar perusahaan.

"Masyarakat pasti mau bayar, tapi niat perusahaan memang enggak ada untuk mengalirkan listrik itu. Padahal bisa saja energi listrik itu dianggap bagian dari CSR. Bohong kalau perusahaan sudah menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) mengaku tak punya CSR," rutuknya.

Selain kepedulian tadi, Tarmidji juga menyoroti satu group perusahaan yang punya izin hingga 1,2 juta hektar. Dari luasan itu, baru 400 ribu hektar yang ditanam.

"Sisanya ini apakah nunggu dibeli investor, saya enggak tahu. Yang jelas, jangan nanti dia jual izin itu, urus izin cuma beberapa miliar rupiah, dijualnya ratusan miliar rupiah," katanya.

Satu lagi yang membikin Tarmidji paling jengkel adalah bahwa sampai saat ini Kalbar menghasilkan 2,4 juta ton CPO.

Tapi semua itu ekspornya hampir tidak tercatat melalui Kalbar. "95 persen nya melalui Lampung, Surabaya, Belawan. Jadi enggak salah kalau saya bilang bahwa sampai hari ini tidak ada kontribusi sawit kepada Kalbar kecuali Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)," ujarnya.

Sementara di sisi lain kata Tarmidji, jalan di Kalbar hancur-hancuran ulah perusahaan. Salah satu ruas jalan yang rusak itu kata Tarmidji jadi langganan 11 perusahaan kebun kelapa sawit dan 6 pabrik kelapa sawit melintas.

"Jalan dia bagus, jalan daerah rusak. Sementera masyarakat tahunya itu jalan provinsi, tentu yang disalahkan pemerintah provinsi. Jadi saya bilang sekarang, kalau tak mau tanggungjawab dengan jalan itu, kita akan larang lewat, kita pasang portal," ancamnya.

Tarmidji mengingatkan kalau dia tidak punya beban sedikit pun dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kalbar.

"Sebab saya tidak pernah minta duit satu rupiah pun kepada perusahaan. Untuk kampanye dulu, enggak ada. Saya pastikan itu," tegasnya.


Abdul Aziz

668