Home Kesehatan Kuota Terbatas, Sampel Swab Menumpuk di Dinkes Purbalingga

Kuota Terbatas, Sampel Swab Menumpuk di Dinkes Purbalingga

Purbalingga, Gatra.com -

Gara-gara pembatasan kuota uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR), Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah saat ini tengah kebingungan. Pasalnya, sampel swab menumpuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas setempat.

Kepala Dinkes Purbalingga, Hanung Wikantono, menyebut, pihaknya hanya mendapat alokasi sampel sebanyak 100 sampel untuk diuji di laboratorium RSUD Dr Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto. Sementara rumah sakit di Purbalingga hanya mendapat jatah 100 sampel.

"Artinya, Purbalingga hanya bisa mengirim 200 sampel ke laboratorium RSMS Purwokerto sebagaimana yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan provinsi Jateng. Dengan pengiriman yang terbatas ini, otomatis sampel di Dinkes sudah menumpuk, dan kami khawatirkan tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi," kata dia dalam rapat penanganan COVID-19 dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru di ruang Sekda Purbalingga, Rabu (23/12) petang.

Hanung mengatakan, jatah pengiriman sampel 100 dari Dinkes, termasuk sangat sedikit. Hal ini karena sampel tersebut termasuk juga kiriman dari 22 puskesmas di seluruh Purbalingga.

Padahal, akhir-akhir ini Dinkes Purbalingga tengah gencar melakukan tracing dan testing terhadap permohonan pengambilan sampel swab. Hasil tes lab PCR tersebut baru didapatkan setelah 5-7 hari setelah sampel dikirim. Sementara, masyarakat khususnya yang diambil sampelnya ingin hasilnya cepat diketahui.

"Ini tentunya menjadi kendala bagi kami. Inginnya kami cepat, dan orang yang telah diambil sampelnya melakukan isolasi dulu sebelum hasilnya keluar," kata Hanung.

Untuk mengatasi kendala itu, lanjut Hanung, pihaknya berencana melakukan rapid test antigen terhadap pasien COVID-19. Selain proses penelusuran sampel lanjutannya.

"Kami masih mempertimbangkan mengadakan rapid test antigen agar hasilnya bisa segera diketahui, jadi masyarakat yang telah diambil sampelnya bisa langsung tahu dan mengambil langkah isolasi jika hasilnya reaktif," kata Hanung.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, lamanya waktu untuk mengetahui hasil tes PCR menjadi permasalahan serius yang perlu diatasi.

"Bisa saja (pasien) yang sudah diambil sampel swabnya jalan-jalan dan melakukan kontak dengan orang lain. Jika nantinya dia hasilnya negatif, tidak masalah, tetapi jika hasilnya positif, ini tentu yang semakin menambah banyak kasus Corona di Purbalingga," kata Bupati Tiwi.

Atas usulan Dinkes, Tiwi menyetujui rencana untuk akan melakukan rapid test antigen. Sebab, hal itu akan mempercepat hasil dari sampel yang diambil.

"Apalagi menjelang libur natal dan tahun baru nanti, diperkirakan akan banyak pendatang. Kami juga meminta, pendatang dan wisatawan yang masuk ke Purbalingga juga harus menjalani rapid test antigen. Ini semata-mata untuk mencegah penyebaran COVID,” katanya.

Adapun dari data Dinas Kesehatan Purbalingga, saat ini kasus COVID-19 berjumlah total 2.542 pasien positif dan 92 orang diantaranya meninggal.

213