Home Kesehatan Akhir Tahun di Yogya, Corona Naik 100% Tembus 12 Ribu Kasus

Akhir Tahun di Yogya, Corona Naik 100% Tembus 12 Ribu Kasus

Yogyakarta, Gatra.com – Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat lebih dari 100 persen dalam sebulan di Desember ini dibanding jumlah kasus selama delapan bulan pandemi.

Pada Kamis (31/11), Juru Bicara Pemda DIY Berty Murtiningsih mengumumkan kasus Covid-19 bertambah 257 kasus dari 1.035 orang yang dites. Kasus pun menembus 12 ribu kasus. “Total kasus positif Covid-19 di DIY menjadi sebanyak 12.155 kasus,” ujar dia.

Sejak awal pandemi hingga November lalu, sesuai data harian Pemda DIY, jumlah kasus di DIY mencapai 5.963 kasus. Adapun sepanjang Desember ini terdapat 6.192 kasus. Peningkatan selama sebulan di akhir tahun 2020 ini mencapai lebih dari dua kali lipat, sekira 103 persen, dari periode sebelumnya.

Jika dirunut lagi, pada medio Maret hingga 30 Juni, atau sepanjang 3,5 bulan, Pemda DIY mencatat 313 kasus. Selanjutnya, pada Juli, ditemukan 361 kasus atau lebih dari 11 orang positif per hari. Pada Agustus ditemukan 751 kasus atau sekitar 24 orang kena Covid-19 per hari.

Sepanjang Oktober, Gatra.com mencatat dari data Pemda DIY, bahwa kasus bertambah 1.192 orang atau setara dengan 38,5 orang positif per hari. Adapun selama September, ada 1.218 orang atau rata-rata 40,6 orang terpapar per hari.

Sepanjang November kasus Covid-19 DIY bertambah 2.128 orang atau setara 71 orang terpapar setiap hari. Jumlah kasus selama November tersebut setara dengan 35 persen total kasus selama pandemi di DIY.

Dengan 6.192 kasus pada akhir tahun ini, penderita Covid-19 melonjak hampir tiga kali lipat dari bulan sebelumnya, rata-ratanya melejit nyaris 200 orang yang terpapar per hari, dan jumlah kasusnya mencapai 50,9 persen dari total kasus.

Kasus kematian pasien positif Covid-19 DIY juga melejit selama Desember ini, yakni 115 kematian dari total 260 kematian selama pandemi.

Sesuai data Pemda DIY yang dicatat Gatra.com, delapan kematian terjadi pada medio Maret hingga 16 Mei. Medio Mei hingga sepanjang Juni dilaporkan tak ada penderita Covid-19 yang meninggal di DIY.

Pada Juli, kematian terjadi pada 12 orang dan pada Agustus bertambah 19 orang. Selama September, 28 orang meninggal dan sepanjang Oktober 26 orang.

Kasus kematian pada bulan November berlipat ganda dari bulan sebelumnya, yakni 52 orang atau setara 1,7 kasus kematian per hari. Dengan 115 kematian, rata-rata kematian Desember ini mencapai angka tertinggi, 3,7 kasus.

Selain kasus positif dan kematian, penderita Covid-19 di DIY yang telah sembuh 119 orang. Dengan demikian, saat ini tercatat 3.720 kasus aktif, yakni pasien positif Covid-19 yang masih dalam perawatan.

Sebanyak 559 orang dirawat di 27 rumah sakit—45 di antaranya menempati tempat tidur pasien kritis--dan sisanya berada di shelter dan menjalani isolasi mandiri. Saat ini, sisa 81 tempat tidur RS di DIY.

Sebelumnya, dalam jumpa pers yang ditayangkan secara daring, Selasa (29/12), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan data bahwa keterisian unit gawat darurat di rumah sakit yang melampaui batas aman 70 persen terjadi di enam provinsi, termasuk DIY.

Sejumlah pihak telah mendesak untuk membatasi akivitas di malam Tahun Baru. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengu Buwono X mengajak seluruh warga DIY untuk laku prihatin bersama. “Berefleksi di rumah, membatasi mobilitas, dan tidak bepergian apabila tidak sangat mendesak,” kata Sultan, Rabu (30/12), kemarin.

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY meminta penerapan pembatasan social. “Jika perlu, Pemerintah DIY dapat menerapkan karantina wilayah (lockdown) sepenuhnya,” kata ketua lembaga itu, Suwandi Danu Subroto, dalam pernyataan tertulis, kemarin.

Wakil Ketua DPRD DIY Tri Huda Tri Yudiana bahkan meminta shelter didirikan di Balai Kota Yogyakarta untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.“Rumah sakit sudah penuh semua, sangat banyak warga positif yang tidak dapat perawatan karena ruangan tidak ada. Padahal mereka perlu perawatan karena bergejala,” kata Huda, Kamis.

Hal itu seiring langkah Pemerintah Kota Yogyakarta yang tak menutup Malioboro dan kawasan Tugu Yogyakarta yang menjadi pusat wisata di Kota Yogyakarta pada malam Tahun Baru. "Silakan datang ke Yogya. Silakan berlibur ke Yogya, tapi penuhi protokol kesehatan," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Padahal aktivitas objek wisata di empat kabupaten di DIY dibatasi hingga jam 18.00 WIB. Kerumunan di malam Tahun Baru di pusat Kota Yogyakarta itu pun dikhawatirkan memudahkan penyebaran Covid-19.

1272