Home Info Sawit Sherly: Prospek Sawit Lebih Baik Ketimbang Jadi PNS

Sherly: Prospek Sawit Lebih Baik Ketimbang Jadi PNS

Yogyakarta, Gatra.com - Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) di kawasan Bawen, Ungaran, Semarang Jawa Tengah itu akhirnya membikin perempuan 18 tahun ini tersadar bahwa prospek kelapa sawit jauh lebih besar ketimbang bermimpi jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Setelah menjalani pelatihan di Bawen, saya bertekad ingin membuktikan bahwa lewat sawit saya bisa sukses meski sebahagian orang memandang sawit itu rendah," kata Sherly Triana Rahayu saat berbincang dengan Gatra.com di kantin kampus Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarata (AKPY) di kawasan Sleman Yogyakarta itu, tiga pekan lalu.

Tadinya, bagi alumni SMA Negeri 1 Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara (Sumut) ini, menjadi PNS adalah cara satu-satunya yang dia anggap paling baik membungkam mulut orang-orang yang selama ini leceh kepada dia dan keluarganya.

"Itulah makanya saya mencari kampus-kampus kedinasan. Di situ lulus, langsung bekerja, pegawai negeri pula. Kalau kuliah biasa kan, sudahlah duit banyak habis, belum tentu dapat kerja. Saya juga cari kampus kedinasan itu lantaran tak mau memberatkan orang tua. Kebetulan ibunda saya sakit-sakitan. Sudah dibawa kemana-mana enggak juga sembuh. Praktis ayah fokus sama Bunda, duit yang ada juga tersedot ke perobatan Bunda," air mata Sherly mulai tumpah.

Tentang kampus kedinasan tadi, tak hanya STAN yang pernah dicobanya, Keimigrasian juga sudah. Tapi nasib baik belum berpihak. “Mentor les saya kemudian menyuruh saya ikut tes beasiswa sawit. Waktu itu saya masih sangat awam meski sawit kami di belakang rumah ada juga sekitar 1,5 hektar,” katanya.

Lantaran beasiswa sawit tadi beasiswa full, Sherly pun tertarik. "Alhamdulillah saya lulus. Kakak-kakak saya senang, mereka bangga menengok adiknya bisa kuliah, gratis pula," perempuan ini tersenyum.

Hanya saja saat akan berangkat ke Yogya, perempuan ini tak bisa lagi menahan air matanya, sebab ‘Pemilik Syurganya’ sudah tak respon lagi. "Bunda memang senyum, tapi natapnya malah ke arah lain," katanya.

Beberapa hari di Ungaran, Sherly mengaku enggak tahu apa yang dia cari ke sana. "Sebab yang teringat masih Bunda saja. Saya pengen Bunda sembuh. Tapi belakangan, saya tersadar, saya harus berhasil dari sawit ini, biar Bunda senang, ayah juga. Beres dari sini saya akan pulang, meniti karir di sawit," wajah perempuan ini nampak semangat.


Abdul Aziz

 

37