Home Kebencanaan Aktivitas Meningkat Warga Lereng Merapi Kembali Mengungsi

Aktivitas Meningkat Warga Lereng Merapi Kembali Mengungsi

Magelang, Gatra.com - Ratusan warga Dusun Babadan 1, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kembali mengungsi. Hal itu disebabkan karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat. Mereka yang diungsikan adalah warga dalam kategori rentan, seperti balita, manula, dan orang berkebutuhan khusus.

 

Para pengungsi yang berasal dari lereng Merapi ini tiba di tempat evakuasi akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pukul 14.00 WIB. Dalam guyuran hujan mereka diangkut menggunakan 20 armada, dari BPBD, Dishub, truk milik Kodim 0705/Magelang, dan mobil milik warga.

Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi (30), membenarkan, alasan warga kembali mengungsi terkait peningkatan aktivitas Merapi. Sebelumnya mereka pernah mengungsi namun pada Senin (14/12) pulang ke dusunnya sebab ada penurunan aktivitas. Namun, saat ini atas imbauan pemerintah mereka pun bersedia kembali tinggal di tempat pengungsian.

"Warga mengungsi terkait kondisi Merapi yang saat ini lagi naik tinggi. Merapi ini, pas kita kemarin pulang ada penurunan, tapi sekarang ada kenaikan lagi. Jadi diimbau pemerintah untuk kembali ke TEA. Kita tetap mengikuti anjuran pemerintah," katanya Selasa (5/1).

Ditanya jumlah pasti pengungsi Wahyudi mengaku, belum bisa mengetahui secara pasti. Ia menyebut sementara ini terhitung ada 290 orang. Mereka mayoritas terdiri dari lansia, orang berkebutuhan khusus, perempuan, dan balita.

"Untuk sementara ini jumlahnya 290, tapi bisa naik bisa turun karena kita belum detail, kemungkinan baru besok. Iya memang kemarin saat rakor saya yang mendata sendiri ada 303 orang. Tapi ada warga yang nggak jadi ke sini (TEA), karena masih mengkondisikan pertanian. Namun warga rentan tetap kita imbau untuk mengungsi misalnya balita, disabilitas, lansia," katanya.

Sekretaris Desa Banyurojo, Agus Firmansah, mengatakan, sebelumnya ia mendapat informasi jumlah pengungsi ada 303 jiwa. Akan tetapi untuk kepastian akan dilakukan pendataan setelah semua pengungsi datang.

"Malam hari ini kita terima dulu, terkait penataan nanti kita akan ada komunikasi. Dari teman-teman Tim Babadan saya minta data yang fix, kemudian baru kita kalkulasi dan kita plotkan tempat-tempat yang lebih representatif. Tapi ini kita tetap standar Covid," katanya.

Agus memastikan terkait lokasi pengungsian yang mengacu pada standar protokol kesehatan semua sudah disiapkan. Semua barak sudah diberi papan penyekat atau pembatas. Bahkan ada lokasi lain yang disiapkan, yakni di Balai Dusun Kranggan, SD Kranggan, SD Sekaran, dan SD Seneng.

Berdasarkan penjelasan dari pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), memang ada peningkatan aktivitas. Warga pun kembali bersedia mengungsi setelah mendapatkan penjelasan dari BPPTKG.

181

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR