Home Ekonomi Anjloknya Harga, Petani dan Pedagang Buang Tomat

Anjloknya Harga, Petani dan Pedagang Buang Tomat

Pagaralam, Gatra.com – Mengawali tahun 2021, petani sayur mayur di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel), merugi. Hal ini menyusul anjloknya harga komoditi sayur.

Pantauan di lapangan, beberapa harga sayur mayur yang anjlok dalam hitungan kilogram (kg) di tingkat petani seperti kembang kol dari Rp10.000 perkg, kini turun menajdi Rp5.000 perkg. Daun Sop dari Rp4.000 menjadi Rp1.000 perkg.

Paling dirasakan yakni harga tomat yang hanya Rp250 perkg atau dalam 70 kg dihargai Rp15.000. Kondisi ini membuat banyak petani dan pedagang terpaksa membuang tomatnya karena tidak laku dan membusuk.

Maman (37) petani Tomat Pagaralam mengatakan, pihaknya dipastikan merugi akibat anjloknya harga sayur mayur yang menjadi tumpuan ekonomi keluarganya.

“Kemarin (beberapa ahri lalu) saya jual masih Rp400 perkg dan hari ini kabarnya tinggal Rp250 perkg, karena perkotaknya (70 kg) hanya Rp15 ribu. Meskipun harga anjlok kami akan tetap menjual karena untuk menutupi biaya pemeliharaan dan biaya angkut,” katanya saat ditemui Gatra.com, Rabu (6/1).

Sementara, Wati (47) salah satu pedagang di Pasar Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan, mengatakan bahwa hampir semua komoditi sayur harganya anljok. Menurutnya, salah satu faktur anjloknya harga sayur mayur karena tidak ada permintaan di Pasar Induk Jakabaring, Palembang.

“Anjlok semua harga sayur sekarang dek mulai dari daun Sop, kembang Kol sampai Bicai yang anjlok lebih dari 100 persen,” ujarnya.

Menurutnya, di tingkat pasar harga tomat yang paling parah, di mana semula Rp7.000 perkg saat ini tinggal Rp2.000. Bahkan jika ditingkat petani hanya Rp250 perkilonya karena satu kotak hanya dihargai Rp15.000 perkotak dengan berat 70 kilogram perkotak.

“Tomat banyak busuk dan terpaksa dibuang karena harnya anjlok sekali dek. Bahkan lihat saja di tempat sampah sudah ada tomat yang dibuang karena busuk akibat tidak laku," katanya.

 

Reporter: Wawan Alamsyah