Home Ekonomi Bukalapak Optimis Bertumbuh

Bukalapak Optimis Bertumbuh

Jakarta, Gatra.com- Marketplace Bukalapak optimis tahun 2021 akan menjadi tahun yang penuh peluang bagi Bukalapak. Prestasi dan capaiannya di tahun 2020 menjadi fondasi yang kuat bagi target tersebut.

Di tahun 2020, Bukalapak mencatat peningkatan EBITDA sebesar 80% dan juga peningkatan 4 juta pelapak dan mitra. Hal ini membuktikan performa bisnis Bukalapak sekaligus menjadikannya sebagai platform digital yang memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang hebat bagi ekonomi Indonesia, terutama sektor UMKM. Namun, saya melihat masih banyak potensi yang bisa jadi peluang bangkit dari krisis tersebut," ungkap CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin dalam diskusi virtualnya, Rabu (6/1).

Ada 37% peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia selama pandemi dan di Bukalapak sendiri, ada peningkatan yang signifikan di pelapak dan mitra kami. Ini adalah fakta dan juga peluang bahwa platform dagang digital memiliki peran yang relevan dan esensial saat ini,” ujar Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak.

Rachmat menyebut nilai transaksi di Bukalapak selama tahun 2020 meningkat lebih dari 130% dibandingkan periode sama tahun 2019. Hal ini didukung dengan pengembangan fitur dan layanan, baik pada platform marketplace ataupun O2O (online to offline).

Program ini dinilai efektif dalam menjawab kebutuhan dan permasalahan di tengah masyarakat. “Kami sadar banyak masyarakat yang memanfaatkan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa pandemi seperti saat ini," kata VP of Marketplace Bukalapak, Kurnia Rosyada menambahkan.

Kurnia menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan transaksi di Bukamall sebesar 17% tiap bulannya. Selain itu, untuk membantu para pelapak dalam memasarkan produknya, Bukalapak akan menerapkan tarif super seller hanya 0,5%.

Menurut SEA E-conomy report oleh Google, Temasek, Bain & Company, sebanyak 56% pengguna internet baru di Indonesia berasal dari daerah non-perkotaan. Untuk mendukung itu, Bukalapak menjalankan program O2O untuk optimalisasi persebaran teknologi di kota-kota tersebut.

Di sisi lain, Mitra Bukalapak yang menjadi salah satu strategi Bukalapak dalam penetrasi pasar yang masih didominasi oleh transaksi konvensional juga mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Performa perusahaan mencatat kenaikan 50% terhadap jumlah Mitra Bukalapak selama 2020.

“Di masa pandemi ini, proses penetrasi digital untuk warung dan digital agent semakin terakselerasi. Optimalisasi teknologi dalam proses bisnis juga semakin dibutuhkan masyarakat," ungkap CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani.

Hal ini, lanjut dia, terutama para UMKM warung yang sehari-harinya melayani masyarakat masih mengandalkan transaksi tunai untuk perlahan dapat diperkenalkan dengan inklusi finansial. "Ini dibuktikan dengan catatan kami di tahun 2020, antusiasme UMKM warung yang bergabung dengan Mitra Bukalapak bertumbuh signifikan," jelasnya.

Tidak hanya itu, Mitra Bukalapak juga melakukan perluasan penyediaan produk grosir ke 28 provinsi di Indonesia melalui kerjasama dengan lebih dari 300 distributor lokal. Dimana jumlahnya telah meningkat sebanyak lebih dari 15 kali lipat sejak awal tahun 2020.

Salah satu fitur dan layanan yang paling sering digunakan pengguna Bukalapak di tahun 2020 terlebih di masa pandemi adalah produk virtual dan produk finansial. Produk dan layanan ini mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan pengguna mulai dari kebutuhan dasar hingga gaya hidup yang memudahkan bertransaksi dalam satu platform Bukalapak.

229