Jakarta, Gatra.com- Seekor anak harimau putih langka lahir di kebun binatang di Nikaragua lebih dari seminggu yang lalu dan dibesarkan petugas kebun binatang setelah ibunya menolak menyusui, kantor berita AFP melaporkan. Anak macan putih itu bernama Nieve ("salju" dalam bahasa Spanyol), berwarna putih, tetapi kedua induknya adalah harimau Bengal oranye dari India. Jadi bagaimana mereka menghasilkan anak putih pucat? Livescience, 9/1.
Harimau putih adalah bentuk langka dari harimau Bengal (Panthera tigris tigris), subspesies harimau yang ditemukan di India, Bangladesh, Nepal dan Bhutan. Mereka bukan spesies terpisah. Sebaliknya, warna pucat adalah hasil mutasi resesif pada satu gen, yang berarti dua salinan gen diperlukan untuk mengekspresikan sifat tersebut, Live Science sebelumnya melaporkan.
Pada 2013, tim peneliti China menemukan bahwa gen pigmen yang disebut SLC45A2 bertanggung jawab atas sifat tersebut dan menerbitkan temuan mereka di jurnal Current Biology. Harimau putih membawa variasi gen ini yang mencegah produksi pigmen merah dan kuning, yang bergabung untuk menghasilkan bulu oranye yang dikenakan oleh harimau biasa.
Tanpa pigmen ini, harimau terlahir putih. Variasinya tidak menghambat pigmen hitam, sehingga harimau putih masih memiliki belang hitam.
Harimau Bengal putih pernah ditemukan di alam liar, tetapi jarang. Penampakan tertua yang tercatat di anak benua India berasal dari tahun 1500-an, dan harimau putih berkeliaran bebas terakhir yang diketahui ditembak pada tahun 1958, menurut penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam Current Biology.
Hari ini, harimau putih hanya ditemukan di penangkaran, seperti kebun binatang dan taman safari. Mereka muncul di serial populer "Tiger King" Netflix misalnya. Hampir semua harimau putih di penangkaran berasal dari seekor jantan bernama Mohan, yang ditangkap dari alam liar di India tengah pada tahun 1951.
Mohan dan keturunannya sengaja dikawinkan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa variasi gen yang membawa mutasi bulu putih akan diturunkan.
Perkawinan silang harimau putih membuat mutasi tetap hidup pada populasi penangkaran di seluruh dunia. Tetapi praktik perkawinan sedarah yang disengaja ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kematian dini, lahir mati, dan kelainan bentuk, tulis penulis penelitian.
Ketika kebun binatang mulai lebih fokus pada pembiakan spesies yang terancam punah sebagai cara untuk melindungi populasi liar mereka, masalah kesehatan ini dan kurangnya keragaman genetik pada macan putih menjadi masalah.
Pada tahun 2011, Association of Zoos & Aquariums menyatakan bahwa lembaga akreditasinya tidak boleh secara sengaja membiakkan "morf" berwarna langka, seperti harimau putih, karena masalah kesehatan dan dampaknya terhadap program pemuliaan.
Namun, mutasi masih ada pada harimau penangkaran, dan karena sifatnya yang resesif, bahkan individu yang tidak berkulit putih pun dapat membawa mutasi tersebut. Di kebun binatang Nikaragua, kakek buyut Nieve berkulit putih. Kedua orang tua Nieve membawa gen resesif, walaupun berwarna oranye, namun Nieve terlahir dengan bulu putih karena mewarisi salinan mutasi dari kedua orang tuanya.
Harimau adalah spesies yang terancam punah, dan populasinya menurun, menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam. Ini termasuk harimau Bengal, yang jumlahnya kurang dari 2.500 ekor di alam liar.
Karena harimau putih hanyalah variasi dari harimau Bengal, dan bukan subpopulasi atau subspesies, mereka tidak dianggap sebagai kelompok terpisah dari hewan langka. Namun, tim peneliti yang mengidentifikasi variasi gen tersebut berpendapat bahwa sifat ini layak dilindungi.
"Harimau putih mewakili bagian dari keanekaragaman genetik alami harimau yang layak untuk dilestarikan," kata Shu-Jin Luo, ahli biologi konservasi di Universitas Peking di Cina, dalam sebuah pernyataan. Luo dan rekannya menganjurkan penangkaran yang layak program pengelolaan untuk mempertahankan populasi harimau Bengal yang sehat yang mencakup harimau putih dan oranye.
