Home Kebencanaan Korban Sriwajaya Air, Pulang Demi Jenguk Ibu yang Sakit

Korban Sriwajaya Air, Pulang Demi Jenguk Ibu yang Sakit

Slawi, Gatra.com - Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Salah satu penumpangnya, Panca Widi Nursanti, baru saja pulang ke Kabupaten Tegal, Jawa Tengah untuk menengok ibunya yang sakit.

Widia sehari-hari tinggal dan bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat. Dia berasal dari Desa Surokidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal.

Kakak Widia, Nur Eka Cahyaningsih, 54, mengatakan, keluarga di Tegal pertama kali mendengar kabar pesawat Sriwijaya Air jatuh dari suami Widia, Sabtu sore (9/1). "Suaminya pertama tanya memastikan pesawat yang dinaiki apa benar Sriwijaya. Setelah itu memberi tahu ini ada kabar pesawatnya jatuh," ujar Nur, Minggu (10/1).

Sebelum menaiki pesawat naas itu, Widia pulang ke Kabupaten Tegal, Selasa (22/12) untuk menengok ibunya yang sakit. Perempuan yang biasa disapa Wiwi itu pulang ke Tegal tanpa ditemani suami dan keempat anaknya. "Di Tegal dua minggu, terus mau pulang lagi ke Pontianak karena dia kerja dan tinggal di sana sama suami dan anak-anaknya. Ternyata pesawatnya kecelakaan," ujar Nur.

Nur terakhir kali berkomunikasi dengan adiknya Sabtu pagi (9/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Saat itu, Widia mengabarkan melalui WhatsApp sudah berada di bandara. "Dari Tegal berangkat naik travel hari Jumat malam (8/1) langsung ke bandara. Terus paginya saya saya tanya, katanya sudah sampai di bandara. Itu terakhir komunikasi sampai akhirnya dapat kabar pesawat yang dinaiki jatuh," ujar Nur.

Kabar tersebut sontak membuat syok keluarga Widia di Tegal. Pihak keluarga terus menanti perkembangan upaya pencarian yang sedang dilakukan pemerintah. "Semoga bisa segera ditemukan. Kalau misal tidak selamat semoga dilapangkan jalannya. Niatnya mau pulang kan baik, menengok ibunya. Ibu habis ditengok juga kondisinya sudah lebih baik," ujarnya.

Menurut Nur, Widia tinggal di Pontianak sejak sebelum menikah. Di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat itu, anak kelima dari tujuh bersaudara itu sehari-hari bekerja sebagai guru di SMKN 3 Pontianak. "Di Pontianak sudah 25 tahun kurang lebih," ujarnya.

Ibu Widia, Sri Lunggiati (80) tak kuasa menahan tangis saat mengingat momen kepulangan anaknya ke Tegal. "Kalau liburan pasti pulang ke Tegal. Kadang sama satu keluarga, kadang sama suaminya saja. Terakhir pulang tanggal 22 Desember itu sendirian," tuturnya.

Menurut Sri, Widia memaksakan diri untuk pulang sendirian ke Tegal karena ingin menengok dirinya yang sakit. "Dia pulang mau jenguk saya. Karena saya sakit jadi pulang. Padahal saya bilang, ibu sudah sembuh kok, jangan pulang, tapi saya ingin melihat ibu, katanya," ujar Sri.

Sakit yang diderita Sri sudah mulai membaik saat Widia meninggalkan Tegal untuk kembali ke Pontianak. Namun dia justru mendengar kabar putrinya itu mengalami musibah. "Kalau benar-benar ini musibah, saya berharap Allah bisa menerimanya," ucapnya.

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (9/1).? Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pesawat tersebut jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Budi menyebut, pesawat mengangkut 62 orang. Terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru. Penumpang meliputi 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.

902

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR