Home Kesehatan RS PKU Penuh & Tutup IGD, Meja untuk Tempat Tidur Pasien

RS PKU Penuh & Tutup IGD, Meja untuk Tempat Tidur Pasien

Bantul, Gatra.com - Akibat melonjaknya jumlah pasien sejak Senin (11/1) pagi dan terbatasnya tempat tidur, RS PKU Muhammadiyah Bantul, DIY, menutup layanan instalasi gawat darurat (IGD) hari ini, Selasa (12/1).

"Mulai kemarin, pasien umum dan yang diduga terpapar Covid-19 banyak yang masuk ke kami. Bersamaan itu kondisi kamar yang tersedia penuh semua, sehingga sementara kami rawat di IGD," kata Manajer Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul, Wahyu Priono, saat dihubungi, Selasa.

Manajemen RS PKU memutuskan menutup layanan IGD sejak Senin malam hingga Selasa siang ini pukul 14.00 WIB. Setelah jam itu, beberapa tempat tidur diperkirakan tersedia karena sejumlah pasien dibolehkan pulang.

Selain penuh karena pasien umum, keberadaan pasien yang terduga terpapar Covid-19 dengan gejala dan perlu isolasi juga menyebabkan seluruh tempat tidur, yakni 157 tempat tidur, terisi penuh.

"Saat ini di IGD pasien yang dirawat baik umum maupun terduga terpapar Covid-19 sudah melebihi kapasitas normal untuk delapan pasien. Bahkan tempat tidur ekstra dan meja-meja sudah digunakan untuk tempat tidur," ujarnya.

Dengan 157 tempat tidur, sesuai instruksi Dinas Kesehatan, manajemen telah menyiapkan sekitar 30 persen kapasitas untuk pasien terpapar Covid-19 atau sebanyak 53 tempat tidur. Sedangkan di IGD, dari delapan tempat tidur, dibagi masing-masing empat untuk pasien umum dan Covid-19.

Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, sebelumnya menyatakan tingginya penambahan kasus positif sejak awal bulan ini merupakan dampak dari libur panjang akhir tahun.

"Penularan secara masif tidak menimbulkan tanda-tanda atau gejala terpapar. Namun saat masa inkubasi terlihat gejala sehingga diperlukan uji swab yang hasilnya adalah positif tertular," kata Oki, sapaan Sri Wahyu.

Dari kajian dan pantauan lapangan, Oki mengatakan saat ini penyebaran Covid-19 sudah merata dan tidak bisa lagi dibedakan dari klaster penularan karena masifnya paparan.

Bahkan sejak 5 sampai 18 Januari nanti, sembilan kecamatan di Bantul, yaitu Banguntapan, Sewon, Pleret, Bantul, Jetis, Pandak, Kretek, Srandakan dan Sedayu sudah berstatus zona merah.

"Karena itu, untuk menekan penularan Covid-19 di Bantul, selain penerapan prokes ketat dibarengi dengan PTKM (pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat)," ujarnya.

Mengingat penuhnya RS rujukan dan tempat isolasi yang disediakan Pemkab Bantul, Oki menyatakan pemda meminta pasien terpapar tanpa gejala dirawat di rumah isolasi di tingkat desa.

Adapun pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang akan diisolasi di RS Lapangan dan shelter, sedagkan pasien gejala berat dirujuk ke RS rujukan. 

1838