Home Info Satgas Covid-19 Tepis Hoaks, Satgas: Chip Dalam Vaksin Berita Bohong

Tepis Hoaks, Satgas: Chip Dalam Vaksin Berita Bohong

Jakarta, Gatra.com - Satgas Penanganan Covid-19 menemukan sejumlah hoaks atau informasi palsu soal vaksin Covid-19. Hoaks yang kerap berseliweran di media sosial itu, misalnya adanya chip atau component management system yamg tertanam dalam vaksin Covid-19.

Dalam berita bohong itu, chip tersebut bisa melacak orang yang menerima vaksin. "Saya tegaskan, bahwa berita itu (chip dalam vaksin), berita bohong. Tidak ada chip di dalam vaksin," tegas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito kepada pers, di Gedung BNPB, Selasa (19/01) kemarin.

Satgas Covid-19 juga meluruskan isu tentang adanya kode yang disinyalir ada di dalam vaksin. Terkait kode tersebut, kode yang dimaksud adalah yang tertera pada botol cairan vaksin dan tidak akan menempel pada orang yang divaksin.

“Kegunaan barcode tersebut, semata-mata untuk pelacakan distribusi produk vaksin, dan sama sekali tidak dapat difungsikan untuk melacak keberadaan masyarakat yang telah di vaksin," tambah Wiku menegaskan.

Kemudian, terkait isu penyalahgunaan informasi data diri peserta vaksinasi yang diberikan kepada pemerintah, hal ini juga dijamin kerahasiaannya.

Masyarakat kata Wiku, diharap mengerti, bahwa informasi tersebut digunakan untuk kepentingan proses vaksinasi. Hal ini juga diatur dalam Pasal 58 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2019 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No. 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

"Bahwa, kementerian atau lembaga dan badan hukum Indonesia, yang memperoleh data pribadi penduduk, atau data kependudukan, dilarang menggunakan data pribadi penduduk dan atau data kependudukan melampaui batas kewenangannya," kata Wiku mengutip aturan hukum tersebut.

Pemerintah saat ini tengah berupaya keras menekan penularan Covid-19, dan masyarakat perlu mendukungnya dengan tidak terhasut berita hoax atau informasi palsu.

“Kembali saya tegaskan, bahwa pemerintah bersama tim peneliti terus memantau perkembangan kesehatan para relawan. Dan hal inilah yang mendasari vaksin Sinovac dinyatakan aman oleh Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)," tegasnya

Dalam memerangi hoaks atau berita palsu terkait vaksin, Satgas Covid-19 merasa turut bertanggungjawab membantu pemerintah dalam meluruskan isu-isu yang tidak benar terkait vaksin.

Untuk itu masyarakat terus diingatkan, agar dapat memilah dan meneliti terlebih isi berita atau video yang tidak jelas sumbernya. Dan juga tidak menyebarkannya setelah menerimanya.

Masyarakat masih kata Wiku, seharusnya tidak serta merta menyebarkan informasi yang sifatnya hanya memprovokasi, terlebih, berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Ingat, bahwa mengaitkan dua hal yang tidak berhubungan adalah hal yang berbahaya. Dan pada akhirnya masyarakat sendiri yang akan dirugikan oleh berita-berita tersebut," pesan Wiku.

 

293