Home Milenial Peneliti IPB: Kualitas Data Tentukan Keberhasilan Pembangun

Peneliti IPB: Kualitas Data Tentukan Keberhasilan Pembangun

Bekasi, Gatra.com - Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Dr Sofyan Sjaf mengatakan konsep data desa presisi untuk meningkatkan pembangunan di desa.

Sofyan yang juga peneliti berhasil mengembangkan konsep data desa presisi menyebut gagasan data desa presisi berawal dari keprihatinannya terhadap polemik data yang terjadi hingga saat ini.

Ketidakakuratan data, menurutnya, dapat menyebabkan gagalnya kebijakan pembangunan.

“Solusinya adalah dengan membangun data desa presisi. Data dengan tingkat akurasi yang tinggi sehingga dapat memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya,” kata Sofyan usai penyerahan data desa presisi kepada Menteri Sosial Tri Rismaharani, di desa Pantaibakti, Muara Gembong, Bekasi, Jumat (22/1).

Sofyan menyebut data desa presisi Pantaibakti telah divalidasi dan diverifikasi oleh warga desa, dibantu tim LPPM IPB. Dalam membangun data desa presisi perlu komunikasi mulai dari tingkat desa sampai tingkat kementerian.

“Data desa presisi berbentuk citra desa dengan resolusi tinggi. Data tersebut juga berisi numerik dan data deskriptif yang menggambarkan kondisi riil di sebuah desa serta dapat diakses melalui aplikasi MERDESA,” katanya.

Sofyan mengaku membutuhkan waktu selama dua minggu mengumpulkan data. Ketika itu, tim data desa presisi IPB University menemukan penduduk Desa Pantai Bakti sejumlah 6.282 jiwa. Dari hasil itu masih ditemui bantuan sosial yang tidak tepat sasaran.

"Kualitas data akan menentukan keberhasilan pembangunan. Selain itu juga menentukan ketepatan perencanaan dan implementasi pembangunan desa," ujarnya.

Sofyan mengungkapkan data desa presisi juga mampu memetakan konsumsi pangan masyarakat desa yang ada di Pantaibakti. Secara berurutan, konsumsi tertinggi adalah rokok, beras, cabai, bawang merah dan ikan segar. Dengan perputaran uang hingga mencapai Rp3,9 miliar sebulan.

"Banyak sekali yang bisa diimplementasikan data desa presisi. Jika dikembangkan dengan baik, maka ini akan sangat bermanfaat bagi kemajuan desa. Sebab Indonesia maju bermula dari desa yang maju," ujarnya.

188

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR