Home Ekonomi Pemula Disarankan Beli Saham Resiko Rendah

Pemula Disarankan Beli Saham Resiko Rendah

Jakarta, Gatra.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terjadi kenaikan sebesar 13% investor baru di pasar modal dalam negeri pada 2020. Dari angka itu, mayoritasnya, yakni sejumlah 70% merupakan kalangan muda atau milenial.

Research and Education Coordinator PT Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, akhir pekan ini menyarankan, untuk pemain atau investor pemula agar mengabil saham berisiko rendah. "Ya [disarankan ambil saham berisiko rendah]," katanya melalui sambungan telepon.

Selain itu, Nanang juga menyarankan agar para pemula termasuk kaum milenial yang tertarik dengan saham, untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai saham. Pasalnya, ini sangat fundamental dalam berinvestasi di saham.

Calon investor milenial bisa mengikuti berbagai pelatihan tentang saham yang dilakukan banyak lembaga atau perusahaan skuritas yang ingin menjaring nasabah atau customor yang masih pemula, itu biasanya ada tretment khusus atau trening-trening khusus.

"Ini yang bisa diikuti oleh para pemula, berkunjung ke perusahaan. Pak, saya ingin diajarin cara bertransaksi, seperti apa memilih, saya sebagai pemula, emiten apa sih yang bagus, apakah yang memiliki kapitalis rendah tapi proyeksi di perusahaan itu bagus, apakah yang midel ataupun yang high," ujarnya mencontohkan.

Bagi pemula, juga harus melihat sisi modal, apakah cukup besar atau pas-pasan. "Kalau kita punya modal Rp10 juta, kita lihat harus jeli dan teliti emiten apa yang kita lihat. Kalau untuk pemula, paling tidak saran saya itu adalah melihat yang namanya perusahaan yang memiliki pergerakan sahamnya itu cukup baik, dalam transaksi 1 pekan, 1 bulan, atau per smester kita lihat pergerakannya itu cukup," katanya.

Menurutnya, pemula harus melihat itu karena ada beberapa emiten yang pergerakannya stuck atau tidak fluktuatif. "Kalau kita melihat transaksi ada beberapa emiten yang lebih dari 300 yang cukup besar dibeli, transaksi ini cukup banyak," katanya.

Selain itu, harus melihat yang lagi ramai dipergadangkan, misalnya saha farmasi di saat pandemi. "Farmasi, kita cari farmasi apa yang paling bagus. Terus kita lihat proyeksi apa, ini kondisi apa yang lagi bagus, kondisi lagi resesi misalkan itu yang masih tetap menjadi perburuan masyarakat adalah consumer good, kita beli barang-barang atau saham-saham perusahaan consumer good," kata.

Nanang melanjutkan, untuk pemula disarankan untuk memilih emiten yang berisiko relatif rendah tetapi memiliki nilai pergerakan korporasinya cukup bagus. Selain itu, latar perusahaannya seperti apa dan kinerja kuangannya bagaimana.

"Itu semua harus dilihat. Tidak hanya itu, saham berkapitalis besar tapi kita harus coba lihat misalkan yang mediumnya atau yang nilai sahamnya relatif rendah," katanya.

1486