Home Kesehatan Pertengahan 2021 Jadi Target Uji Klinis Vaksin Merah Putih

Pertengahan 2021 Jadi Target Uji Klinis Vaksin Merah Putih

Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menargetkan prosesbuji klinis tahap 1 Vaksin Merah Putih dapat dilaksanakan palong cepat di medio pertengahan tahun 2021. Namun, mengongat proses pengembangan yang masih panjang, Bambang juga tak menutup kemungkinan uji klinis baru terlaksana di tahun 2022.

Menurut Bambang, jika mengamati perkembangan dari beberapa platform Vaksin Merah Putih yang saat ini tengah diriset, waktu paling cepat dari pengembangan bisa ditempuh tahapan laboratorium hingga pengembangan bibit vaksin. Sehingga paling realistis, uji klinis tahap satu dilakukan sekitar pertengahan tahun 2021 ini.

"Uji klinis paling mungkin dilaksanakan sesudah atau pertengahan tahun 2021. Beberapa platform yang relatively paling cepat di tahapan laboratorium sampai penemuan bibit vaksin," kata Bambang dalam Review Kinerja dan Outlook Kemenristek/BRIN di Graha Widya Bhakti Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (27/1)

Bambang juga mengingatkan bahwa tugas yang menjadi fokus Kemenristek/BRIN saat ini adalah mengantarkan sampai bibit vaksin untuk diserahkan kepada pabrik vaksin, yang dalam konteks ini adalah PT Bio Farma. Setelah diserahkan, nantinya kendali pengembangan vaksin berada di bawah Bio Farma.

"Karena mereka pertama harus tentunya melakukan purifikasi, melakukan scalling up. Drai bibit vaksin tersebut, kemudian melakukan uji pre klinis yg dibutuhkan. Baru setelaj itu melakukan uji klinis dan uji klinis tentu ada persyaratan dari Ethical Clearence, pemilihan relawan, sampai izin dari BPOM," tegasnya.

Untuk bibit vaksin sendiri, Bambang menargetkan akan menyerahkannya pada Bio Farma di bulan Maret 2021 mendatang. Sementara, dari enam institusi yang melakukan pengembangan vaksin Merah Putih, terdapat tiga institusi yang memungkikan risetnya untuk dapat segera menyelesaikan bibit vaksin untuk diserahkan kepada pabrik vaksin PT Bio Farma, yaitu dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.

"Jadi memang kendali waktu setelah kami menyerahkan bibit vaksin. Katakan sekitar bulan Maret 2021 nanti pengembangan akan lebih banyak di sisi manufacturing," pungkasnya.

128