Home Milenial Kualitas Pendidikan di Sumsel Merosot Hingga 30 Persen

Kualitas Pendidikan di Sumsel Merosot Hingga 30 Persen

Palembang, Gatra.com - Pengamat pendidikan di Sumatra Selatan, Mukhtarudin Muhsiri menyebutkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat kualitas pendidikan di Sumsel merosot hingga 30 persen.

Mukhtarudin yang juga menjabat Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Palembang mengatakan saat ini sudah banyak penelitian terkait kualitas pendidikan di tengah pandemi COVID-19. Dari hasil penelitian tersebut diketahui jika kualitas pendidikan di Sumsel merosot hingga 30 persen.

Bahkan, dibeberapa daerah memiliki kasus yang lebih parah. Menurutnya, akibat PJJ ini efektifitas pembelajaran berkurang. Lantaran, tidak tatap muka dengan guru ataupun dosen.

"Belajar tatap muka dengan guru dan dosen seja tidak semuanya tertangkap (pelajaran). Apalagi, belajar jarak jauh. Belum lagi, permasalahan alat komunikasi," katanya saat dihubungi, Kamis (28/1).

Biasanya, pembelajaran secara tatap muka dapat diberikan tugas yang diawasi langsung oleh guru. Sehingga, guru dapat mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa. Sedangkan, dengan PJJ, guru sulit untuk mengawasinya.

Menurutnya, PJJ ini boleh saja dilakukan seperti sekolah di Palembang perlu wawasan lokal dari daerah lain. Maka tentunya tidak perlu ke lokasi sehingga dapat menghambat ongkos, dan lain sebagainya.

Meskipun begitu, PJJ ini dilakukan lantaran adanya pandemi COVID-19 sehingga mengantisipasi penularan khsususnya di Sumsel.

"Semoga pandemi ini segera berakhir. Karena, solusi untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang merosot ini dengan tatap muka kembali," tutupnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda belum dapat memastikan penerapan sekolah tatap muka. Lantaran, perkembangan penyebaran COVID-19 di Palembang masih fluktuatif. Bahkan kondisi terbaru, Palembang berada di zona merah.

Dia mengakui suasana belajar dalam jaringan (daring) atau online sudah membuat sejumlah pihak lelah. Namun, dia meminta orangtua memaklumi kondisi saat ini.

"Saya sebagai orangtua juga tentu menyoroti zona dan ikut khawatir. Jadi, saya harap bisa memaklumi (keadaan)," katanya.

Menurutnya, kebijakan sekolah tatap muka ini bakal terlaksana jika kondisi wilayah sudah berada di zona kuning dan hijau. Hal ini demi kebaikan anak-anak dan lingkungan sekitar.

"Kami akan memastikan lingkup sekolah apakah benar aman dan menerapkan protokol kesehatan sehingga diharapkan mampu melindungi imunitas dan daya tahan tubuh anak-anak. Ditambah lagi adanya vaksin saat ini," tutupnya.

2177