Home Ekonomi Pandemi, Pemuda Gulirkan Usaha Penggilingan Limbah Plastik

Pandemi, Pemuda Gulirkan Usaha Penggilingan Limbah Plastik

Labuhanbatu, Gatra.com - Merebaknya Corona Virus Desease tahun 2019 (Covid-19) masih menyisakan dampak, baik sosial maupun perekonomian. Kerugian material ataupun nyawa terus menghantui masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah.

Namun, kondisi itupun malah dijadikan sebagai sebuah cambuk bagi sejumlah pemuda disekitaran Dusun 2, Desa Cinta Makmur, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumut untuk bangkit.

Seperti yang dipelopori Abdi Kurniawan (27) seorang pemuda disana. Secara perlahan dia mengajak sejumlah rekannya untuk menciptakan sebuah usaha yang dapat menopang kehidupan kesehariannya. Belakangan, tercipta satu usaha yakni bank sampah.

Berbekal ilmu dan panduan dari media sosial, sekira 3 bulan yang lalu, mereka mulai merakit satu mesin penggiling limbah plastik, khususnya kemasan bekas air mineral. Hasilnya, mesin itu mampu memecah botol plastik menjadi serpuhan-serpihan.

Saat berbincang dengan gatra.com, Abdi Kurniawan, Selasa (2/2) menuturkan metode kerja mesin yang dirakit secara tradisional itu. Langkah pertama, untuk sementara mereka mengumpulkan botol atau kemasan bekas berbagai jenis air mineral.

Selanjutnya leher kemasan yang biasa ditempelkan penutup, mereka buang agar tidak mempengaruhi warna lainnya. Setelah dimasukkan kepenggilingan sampai menjadi berbentuk serpihan-serpihan kecil.

"Setelah itu kita masukkan ke wadah air sabun untuk dicuci biar bersih. Terus kembali kita rendam air bersih dan terakhir kita jemur," sebut Abdi.

Terkait usaha tersebut, mereka masih mengandalkan tenaga pekerja dan warga sekitar sekaitan ketersediaan sampah limbah plastik. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, usaha itu juga mampu mengurangi limbah plastik yang ada disekitaran.

Kurun waktu sekitar 3 bulan lalu sejak dioperasikan Nopember 2020, ujarnya, produksi limbah plastik menjadi serpihan diperkirakan sekitar 200 hingga 300 kilogram setiap bulannya dengan harga jual Rp7000 sampai Rp10.000 perkilonya.

Diakuinya, kurangnya pasokan bahan baku membuat hasil produksi yang belum maksimal, apalagi masih hasil mencari sendiri. Maka pihaknya telah mensosialisasikan masyarakat tidak sembarangan membuang sampah dengan tujuan agar mudah diperoleh mereka.

"Selain bernilai ekonomis, limbah sampah plastik yang dikumpulkan warga juga mampu menjadikan lingkungan bersih dan sehat," papar Abdi Kurniawan.

587