Home Kesehatan Penderita Kanker Tinggi, Edukasi Masyarakat Ala Posyandu

Penderita Kanker Tinggi, Edukasi Masyarakat Ala Posyandu

Mataram, Gatra.com- Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia tidak terkecuali di NTB masih terbilang tinggi. Karena itu menjadi PR bersama untuk meminimalisir angka tersebut secara terus-menerus dengan semangat kebersamaan dan gotong royong semuanya akan menjadi mudah untuk menuntaskannya. Terlebih Pemprov NTB tengah menggencarkan program Revitalisasi Posyandu. Posyandu bisa dijadikan sebagai wadah untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat agar selalu tetap menjaga kesehatan agar terhidar dari penyakit kanker.

 

“Dalam mengedukasi masyarakat tidak bsa bekerja sendiri-sendiri namun diperlukan kolaborasi dan selalu bergandengan tangan dengan seluruh steakholder terkait,” kata Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd di Mataram, Rabu (3/2).

Pada pelantikan pengurus Yayasan kanker Indonesia (YKI) NTB tersebut Wagub dari kalangan Ponpes terbesar di NTB ini mengungkapkan, edukasi kanker sangatlah tepat bekerjasama dengan Posyandu, sekalipun Revitalisasi Posyandu di masa pandemi ini tidak bisa secara maksimal berjalan.

“Namun Alhamdulillah perkembangannya sangat baik dari waktu ke waktu . Revitalisasi Posyandu perlu dilakukan karena kita sadar betul bahwa permasalahan kesehatan di NTB dan di Indonesia sebenarnya karena kurang edukasi. Kurangnya kesadaran masyarakat kita akan pentingnya hidup bersih dan sehat dan lain sebagainya. Itu menjadi hal yang sangat penting untuk kita bekerja maksimal secara bersama-sama dan terus-menerus,” ingat Wagub.

Wagub kembali mempertegas bahwa Posyandu harus terus direvitalisasi. Hal ini mengingat Posyandu ini adalah kegiatan yng dilaksanakandi seluruh dusun, desa di seluruh Indonesia termasuk NTB. Kegiatan yang berlangsung secara regular setiap bulan di seluruh dusun tentunya memiliki posisi yg sangat strategis untuk direvitalisasi.

“Kalau kita bisa Posyandu dijadikan wadah edukasi mulai dari skala dusun yang baik dan bekelanjutan maka kita oftimis masyarakat dari tingkat dusun terkecil, maka dampak edukasi akan semakin baik lagi dalam memahami dan cara menghindari kanker. Mengutip pernyataan Ketua Umum YKI Pusat, Kanker ini sebagian besar stadiumnya sdh tinggi. Dan kalau mengutip pidato Ketua YKI Pusat bahwa kanker ini bisa dihindari denga tetap menjaga pola hidup seperti pola makan, olahraga, berat badan menjadi hal yang harus diketahui oleh masyarakat,” ujarnya.

Ketua YKI Pusat Prof DR Dr. Aru WVisaksono Sudoyo menyatakan, mengacu pada data Globocan dimana pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian atau setara dengan 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Adapun angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebanyak 136,2 per 100.000 penduduk, dengan kejadian kanker tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.

Ketua YKI NTB dr. Ramses Indriawan, Sp.B (K) Onk menyatakan, kepengurusan YKI NTB tiddak saja diisi oleh kalangan dokter atau tenaga medis lainnya. Namun dari sejumlah unsur juga turut dilibatkan. Diantaranya dari unsur birokrat, LSM bahkan masyarakat yang sudah sembuh dari kanker untuk bisa menjadi motivasi bagi penderita lainnya bagaimana berjuang demi kesembuhan dari kanker.

148