Home Ekonomi Tolak Jateng di Rumah Saja, HIPMI: 20% Usaha Gulung Tikar

Tolak Jateng di Rumah Saja, HIPMI: 20% Usaha Gulung Tikar

Tegal, Gatra.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Tegal, Jawa Tengah menolak kebijakan Jateng di Rumah Saja pada 6 - 7 Februari yang dikeluarkan Gubernur Ganjar Pranowo. Kebijakan itu dinilai akan semakin memukul para pelaku usaha.

"Kami menolak kebijakan untuk libur dua hari, semua masyarakat disuruh di rumah saja. Itu menurut kami walaupun tidak semua harus tutup, namun yang diserap masyarakat pasti di rumah saja," kata Ketua HIMPI Kota Tegal, Dimas Setiawan Jumat (5/2).

Menurut Dimas, kebijakan tersebut akan semakin memberatkan para pelaku usaha. Apalagi di Kota Tegal, kebijakan tersebut dijalankan tidak hanya dengan menutup pasar, mal, toko dan tempat wisata, tetapi juga penutupan jalan-jalan protokol.

"PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) satu bulan saja kami sudah terdampak berat, apalagi ini ditambah lagi dua hari harus ditutup. Dibikin buka saja belum tentu ada pembeli, apalagi jika disuruh tutup dan mayoritas jalan ditutup," katanya.

Dimas menyebut, sekitar 20 persen dari 460 anggota HIMPI terpaksa menutup usahanya karena terdampak pandemi Covid-19 dan sejumlah kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang dikeluarkan pemerintah. Jumlah itu belum termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Kalau menengah ke atas mungkin tidak terlalu terasa dampaknya dengan adanya kebijakan dua hari di rumah saja ini, namun kita tidak bisa bayangin yang harus jualan di hari itu untuk makan di hari itu juga," ucapnya.

Untuk itu, Dimas meminta agar Pemprov Jateng dan Pemkot Tegal meninjau ulang kebijakan Jateng di Rumah Saja. Selain bisa mematikan perekonomian, kebijakan ini menurutnya tidak efektif dalam mencegah penyebaran Covid-19.

"Kami tidak ingin hanya memberi kritik tapi juga memang memberi solusi. Solusi kami dari awal sudah jelas, saya sudah beri masukan ke kepala daerah untuk lebih kepada mendisiplinkan masyarakat melakukan 3M. Jadi tidak membunuh ekonomi," tandasnya.

Dimas juga berharap pemerintah tidak hanya memberi perhatian kepada masyarakat tidak mampu di masa pandemi Covid-19. Sebab dampak pandemi dirasakan semua kalangan termasuk para pengusaha.

"Kami berharap ke depan pemda, pemprov dan pusat bisa memberi stimulus yang tepat. Alangkah baiknya segala sektor yang bisa membantu ekonomi kerakyatan bisa meningkat itu diperlonggar, namun tetap ada pengawasan dan pendisplinan, itu menurut saya paling efektif menghadapi Covid-19," ujarnya.

Seperti diketahui, Pemkot Tegal sudah mengeluarkan surat edaran (SE) pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja. Dalam SE itu disebutkan, pasar, mal, toko, tempat wisata, PKL, dan tempat hiburan harus tutup pada 6 - 7 Februari. Selain itu, pemkot juga melakukan penutupan sedikitnya 19 ruas jalan dan memadamkan lampu penerangan jalan umum di jalan protokol pada malam hari.

295