Pekalongan, Gatra.com - Banjir yang merendam Kota Pekalongan, Jawa Tengah yang terjadi sejak Sabtu (6/2) hingga Senin (8/2) ini mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha mengatakan, banjir masih belum surut disebabkan oleh cuaca ekstrem sejak tiga hari terakhir.

"Ada 26 kelurahan yang terdampak. Jumlah rumah yang terendam banjir masih kami data," kata Dimas, Senin (8/2).

Wilayah yang terparah terendam banjir berada di Kecamatan Pekalongan Barat di antaranya Kelurahan Tirto dan Kelurahan Pasirkramatkraton. Kemudian di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara.

Menurut Dimas ketinggian banjir yang merendam permukiman warga di wilayah-wilayah tersebut mencapai 60 sentimeter dan satu meter.

"Ada tambahan yang dalam di wilayah Klego, bantaran sungai Banger dan Krapyak di bantaran sungai Loji," sebut Dimas.

Dimas mengatakan, warga terutama lansia dan anak-anak di wilayah-wilayah terdampak banjir sudah dievakuasi ke sejumlah tempat pengungsian. Hingga Senin dini hari, jumlah warga yang mengungsi mencapai 2.882 orang.

"Jumlah tempat pengungsian ada 41 titik di empat kecamatan. Pengungsi sudah kami data dan kami back up untuk kebutuhan-kebutuhan dasarnya," ujar Dimas.

Jumlah pengungsi dan tempat pengungsian tersebut bertambah dari sehari sebelumnya. Pada Minggu (7/2) jumlah pengungsi sebanyak 923 orang. Mereka tersebar di 15 titik pengungsian.

Tempat-tempat pengungsian itu di antaranya berada di aula kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan gedung pertemuan. Selain itu, warga juga mengungsi di musala, masjid dan sekolah.

Menurut Dimas, sesuai perkiraan BMKG, curah hujan masih akan tinggi hingga tiga hari ke depan. Untuk itu pihaknya terus bersiaga menghadapi banjir.

"Khusus Kota Pekalongan masuk kategori siaga untuk cuaca," ujarnya.

Sebelumnya, banjir di Kota Pekalongan sudah merendam ribuan rumah warga  di 22 Kelurahan akibat hujan deras pada Sabtu (6/2).