Home Kesehatan PMI Surabaya Butuh Kantong Darah Produk Amerika

PMI Surabaya Butuh Kantong Darah Produk Amerika

Surabaya, Gatra.com - Propaganda donor darah untuk terapi plasma konvalesen cukup sukses menarik para penyintas Covid-19. Setidaknya, ada 25 hingga 30 pendonor di Surabaya yang memberikan darahnya untuk diolah jadi plasma darah konvalesen.

Namun, kendala yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan peralatan. Yakni, kantong dari mesin pengolah darah untuk menampung plasma konvalesen. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendi yang menyampaikan hal tersebut.

"(Kantong plasma darah konvalesen) masih sangat kurang, bahkan (distribusinya) tidak merata. Hanya ada di Jakarta dan Surabaya. Surabaya ada empat, Jakarta kalau nggak salah ada 16," kata Muhadjir di kantor PMI surabaya, Selasa (16/2).

Karenanya, Muhadjir mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengupayakan pengadaan alat pemroses berupa kantong plasma darah konvalesen tersebut. Ia menyatakan sudah menyiapkan dana anggaran yang diambil dari Kementerian Kesehatan dan BNPB.

Kabag Humas dan Layanan PMI Surabaya dr. Martono Adi membenarkan kebutuhan kantong plasma darah konvalesen tersebut hanya dapat disediakan dari produsen di Tiongkok, Jepang, dan Amerika. Saat ini, lanjutnya, PMI Surabaya sedang membutuhkan kantong plasma darah merek Haemonetics asal pabrikan Amerika.

"Memang ada tiga produk (kantong plasma darah konvalesen). Kalau dari Jepang, mereknya Trima Accel, Amerika mereknya Haemonitcs, dari Tiongkok mereknya AmiCore. Yang habis (stok kantongnya) itu yang merek dari Amerika," kata Martono.

Karena itu, Martono sangat berharap peran langsung dari pemerintah pusat untuk pengadaan kantong plasma darah tersebut. Alasannya, tiap mesin pemroses darah para penyintas Covid-19 menggunakan kantong yang sama dengan produsen asal.

Misalnya, jika alat pemroses plasma darah yang diimpor dari Amerika, maka kantong yang dibutuhkan juga harus merek dari negara produsen yang sama. Sehingga, banyaknya darah yang didapat dari para penyintas, dapat langsung diproses dan ditransfusikan kepada pasien.

Martono menyebut, pihaknya mendapat donor darah sebanyak 25 hingga 30 penyintas Covid-19 per harinya. Satu pendonor, dapat dihasilkan sekira empat bag plasma darah, dengan kebutuhan tiga kantong per pasien.

"Jadi ya memang kurang (jumlah kantong plasma darahnya). Sedangkan, pendonor dan permintaannya banyak. Tapi karena keterbatasan kantong, kami belum dapat melayani banyak (pasien)," tuturnya.

Perlu diingat, darah dari pendonor yang sudah diproses menjadi plasma darah konvalesen, hanya akan ditransfusikan kepada pasien yang bergejala sedang. Terapi plasma darah tersebut tidak ampuh menolong pasien Covid-19 yang dalam kondisi kritis.

151