Home Politik Survei LSI, Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Sangat Buruk

Survei LSI, Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi Sangat Buruk

Jakarta, Gatra.com  Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil evaluasi kondisi ekonomi, politik, keamanan, dan penegakan hukum. Temuan itu dipublikasikan pada Senin (22/2).

Dari rilis itu, mayoritas responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini sangat buruk, dengan persentase mencapai 42,4%. Sementara mereka yang menilai baik atau sangat baik, berjumlah 21,6%.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyatakan, hasil survei itu menunjukkan bahwa sentimen atau evaluasi publik terhadap ekonomi memang sangat negatif sampai akhir Januari 2021 lalu. LSI juga memakai data pendukung dari lembaga lain, yakni Indikator, untuk membaca trennya.

Hasilnya, memang masyarakat yang menilai ekonomi terpuruk itu masih lebih banyak daripada yang menilai ekonomi baik, tetapi yang menilai ekonomi terpuruk itu mulai menurun sejak Mei 2020. Sebab, antara Februari-Mei, pemerintah menggencarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga terasa betul hantaman ekonominya kepada masyarakt secara keseluruhan.

"Pasca-Mei 2020, PSBB dilonggarkan dan berubah jadi PPKM. Sejak itu, masyarakat merasa ada perbaikan meskipun masih terasa buruk ekonominya. Trennya ada perbaikan, tapi sekali lagi secara keseluruhan sentimen terhadap ekonomi nasional masih sangat negatif. Suatu tantangan buat pemerintah," kata Djayadi saat konferensi daring, Selasa (22/2).

Di samping penilaian terhadap ekonomi nasional, masyarakat juga menilai bagaimana arah perjalanan bangsa. Namun, berbeda dengan ekonomi, mayoritas responden sebesar 71,4%, menilai arah perjalanan negara sekarang berjalan menuju ke arah yang benar, sementara 18,7% menilai ke arah yang salah.

"Trennya, memang ketika pandemi mulai terjadi persepsi negatif tentang arah perjalanan bangsa di kalangan masyarakat terjadi dari Maret 2020 sampai Oktober 2020 persepsi makin negatif. Oktober 2020 ke sekarang terlihat ada perbaikan tentang sentimen dari evaluasi publik, ada situasi yang lebih baik yang dirasakan," jelas dia.

LSI juga membeberkan bahwa masyarakat merasa kondisi politik nasional saat ini berjalan biasa saja atau sedang sebesar 39,9%, sementara yang menilai baik atau sangat baik 30,2%, lebih banyak daripada yang menilai buruk atau sangat buruk, sebesar 24%.

Selanjutnya, untuk keadaan keamanan nasional, mayoritas menilai keadaannya sangat baik atau baik sebesar 54,1%, sedang sebesar 29,3%, dan buruk sebesar 13,2%. Sementara itu, untuk penegakan hukum nasional, saat ini masyarakat menilai baik dan sangat baik sebesar 40%, sementara yang menilai sedang 34,3%, dan yang menilai buruk atau sangat buruk sebesar 22, 4%.

Populasi survei ini melibatkan seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Djayadi memaparkan, dari populasi itu dipilih secara random atau multistage random sampling, sebanyak 1.200 responden sebagai sampel basis. margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi simple random sampling.

LSI juga mengambil oversample di 11 provinsi masing-masing sebanyak 100 responden, sehingga total sample yang dianalisis pada laporan ini sebanyak 2.300 responden. Adapun waktu wawancara lapangan pada 25-31 Januari 2021.

"Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti," ujar dia.

628