Home Kesehatan PDPI dan CISC Luncurkan Buku Kanker Mematikan

PDPI dan CISC Luncurkan Buku Kanker Mematikan

Jakarta, Gatra.com - Indonesia Peduli Kanker Paru yang digagas oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Cancer Information and Support Center (CISC) menyelenggarakan diskusi virtual dan peluncuran buku: "Bersahabat dengan Kanker Paru: Kumpulan Kisah Inspirasi Penyintas Kanker Paru", pada Kamis (25/2). 

Buku tersebut berisi 11 kumpulan tulisan yang ditulis oleh para penyintas kanker paru, care giver dan dokter spesialis paru konsultan onkologi toraks. Dari buku tersebut, orang dapat memahami bahwa pasien kanker paru tidak berjuang sendirian. Sebab, kesehatan bukan semata obat mujarab tetapi juga lingkungan, peran pendamping, serta ketentraman batin dan pikiran.
 
Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Aldrin Neilwan, turut mengapreasiasi peluncuran buku tersebut. Dia mengatakan bahwa kanker masih menjadi masalah kesehatan karena jumlah kasus yang meningkat setiap tahunnya beserta angka kematian yang tinggi.
 
Menurut catatannya, kanker payudara masih menduduki posisi terbanyak yang teratas dengan presentase mencapai 11,7 persen, dan diikuti oleh kanker paru berjumlah 11,4 persen. Kanker paru juga merupakan jenis kanker dengan angka kematian yang tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri kanker paru merupakan jenis kanker yang banyak menimpa laki-laki, sebesar 14,1 persen.
 
Diperkirakan terdapat 12 sampai 13 orang dari 100 ribu penduduk yang mengidap penyakit kanker paru, dan 11 sampai 12 orang di antaranya meninggal dunia. "Pembiayaan terhadap penyakit kanker juga meningkat secara signifikan jalan dengan peningkatan prevalensi," kata Aldrin pada acara peluncuran.
 
Dia melanjutkan, pencegahan dan pengendalian kanker yang efektif harus dimulai dari intervensi perubahan gaya hidup yang didukung dengan penguatan regulasi agar perubahan perilaku terjadi melalui kepatuhan pada aturan formal. Pada masa pandemi ini penyandang kanker merupakan kelompok yang rentan terinfeksi Covid-19 karena akan memperberat kondisi dari penyakit itu sendiri.
 
Penanggulangan kanker, kata Aldrin, membutuhkan mitigasi yang multidisiplin dan multi sektor, yang mencakup pemerintah daerah, organisasi profesi, akademisi, organisasi kemasyarakatan dan media. Untuk mencapai tujuan dari program pengendalian kanker nasional dibutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, terutama dalam mengimplementasikan upaya pencegahan dan pengendaliannya.

 

190